Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Denny MR (Manager Artis): “Jangan Perlakukan Artis Kayak Produk!”

23 Agustus 2013   07:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:56 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1377219763403978262

Kiprah pria kerempeng, keriting, dan berkacama ini sebagai wartawan musik Indonesia sudah cukup lama. Tak ada penyanyi atau musisi yang tak mengenal namanya. Denny Muhammad Ramadhan atau dikenal dengan nama Denny MR.

Denny mengawali karir sebagai wartawan freelance di sejumlah majalah pada paruh 1984. Selain di majalah remaja Hai, ia juga menulis di majalah Gadis, Forum Musika, Vista, dan Nona. Pada 1986-1990, ia khusus menulis untuk Hai sebagai kontributor. Barulah pada 1993, ia resmi menjadi editor khusus tulisan musik di Hai. Jabatan ini dipegang sampai 1998.

Selain menjadi manager artis, saat ini Denny menjadi kontributor majalah Rolling Stone (RS) sejak majalah ini terbit di Indonesia pada 2005. Sebelum menjadi kontributor RS, ia sempat menjabat sebagai Artist & Repertoar (A & R) Hai Music Records, sebuah perusahaan milik Gramedia Group yang bergerak dalam bidang rekaman artis music.

Baginya, musik sudah menjadi bagian dari hidup. Meski tidak sempat bermain musik, wartawan yang termasuk angkatan almarhum Remy Soetansyah ini juga sempat berganbung di Malta Music sebagai A & R pada 2005. Sebelum mendirikan Manajemen Artis, pada 2006-2008 menjadi Manager Director Greenote Records.

Berikut ini cuplikan hasil wawancara saya dengan Denny via Blackberry. Semoga bermanfaat buat Anda yang ingin menekuni profesi sebagai manager artis. Selamat membaca!

1.Sudah berapa lama menjadi Manager artis?

Gue sudah memulai menjalani profesi ini sejak tahun 1995.

2.Apa yang membuat elo tertarik dengan profesi ini? Bagaimana mengawalinya?

Awalnya karena sebagai wartawan, gue banyak berhubungan dengan artis atau band. Dari situ ada beberapa yang memiliki kedekatan secara personal. Gue kan seneng diskusi. Nah, dari situ ternyata ada musisi yang sebenarnya cerdas. Punya visi, tetapi sulit mendapatkan kesempatan. Terus gue tergerak untuk bukain jalan. Eh…ternyata kebablasan.

3.Siapa artis pertama yang pernah di-manager-i? Lalu yang terakhir pegang artis-artis siapa?

Artis yang pertama kali gue manager-I adalah Nicky Astria. Saat itu Nicky baru merilis album Negeri Khayalan (single hits: Mengapa). Pada 1996, gue pegang Pas Band (1989-2006) yang pada saat itubaru merilis album Psyco ID. Lalu Elda & The Trigger, terakhir Nicky Astria & The Bangor.

Sebenarnya band pertama kali yang secara resmi melamar gue sebagai Manager itu GIGI. Mereka dating dengan formasi lengkap ke kantor majalah Hai. Waktu itu masih ada Baron dan Ronald. Elo harus nge-cek juga ke salah seorang dari mereka.Nah, tawaran yang menantang sih, tapi kan waktu itu gue masih sebagai wartawan Gramedia.

4.Ada rasa nyesel nggak jadi manager GIGI?

Enggak. Jalan hidup seseorang kan sudah ada yang ngatur. Gue nggak nyangka, sekarang mau megang Nicky lagi. Padahal bertahun-tahun nggak pernah kontak-kontakan, apalagi ketemu.

5.Nah, Nicky Astria adalah artis yang paling lama elo manager-i. Apa rahasianya?

Sebelum gue manageri Nicky, setahu gue sudah ada beberapa manager. Rata-rata cewek. Yang gue inget ada Lisda, Dewi, dan Sinta. Terus ada Rieta Amelia dan Christine. Nah, dua nama terakhir sekarang gabung di kantor Manajemen Artis milik gue, menangangi Nicky Astria & The Bangor.

Rahasianya, jadi manager bukan semata-mata kebutuhan komersil, tetapi paham karakter si artis. Dan nggak maksa di artis.Urusan komersil itu tanggung jawab manager bisnis. Gue nggak pernah maksa artis, karena bukan mandor dan mereka bukan buruh.

Rahasianya juga, gue dan Nicky saling take and give. Sepanjang gue jadi manager, nggak pernah ada kasus. Misalnya, banyak kan manager artis yang punya kasus soal ngebawa duit si artis.

6.Apa ilmu yang harus dimiliki seorang Manager artis?

Pertama seperti yang sudah gue jelasin sedikit, jangan pernah memperlakukan artis semata-mata sebagai produk, karena hal itu nggak akan menghasilkan kerjasama yang baik. Seorang Manager harus paham betul filosofi hidupnya si artis. Tau dimana sebenarnya talenta dia. Misal, jangan hanya lagi trend lagu Melayu, terus si artis dipaksa rekaman musik Melayu, padahal interesnya bisa aja ke jazz atau rock.

Kedua, biarkan si artis berkarya dengan hati. Tugas manager mengembangkan hasilnya. Apa pun itu. Makanya gue nggak pernah maksain Nicky Astria atau Pas Band buat album religi, padahal itu kan lahan bisnis.

7.Di Indonesia ini apakah kita bisa hidup dengan menjadi Manager artis?

Di Indonesia masih belum memungkinkan, karena infrastrukturnya belum memungkinkan. Belum mendukung. Termasuk komitmen artisnya sendiri pada profesi. Masih banyak manager artis yang Cuma jadi sekretaris atau asisten. Padahal manager artis itu hirarkinya sama dengan pemimpin perusahaan.

8.Apa job desk-nya seorang Manager artis?

Job desc manager artis itu lebih ke konseptor. Membangun visi ke depan dan men-developt talenta si artis. Cari job itu tugasnya marketing atau account executive, yang kedudukannya berada di bawah koordinasi Manager.

Kalo selama ini ada manager artis, tapi kerjaan cuma ngebawain barang, itu salah kaprah. Kesalahan pada rekruitmen. Itu terjadi, karena banyak artis yang ngangkat manager, karena faktor kedekatan atau hubungan saudara. Bukan berdasarkan kapasitas.

Manager artis harus lebih pintar dari artis. Kalo nggak, ya itu tadi, cuma jadi tukang angkat barang atau catet jadwal.

9.Bagaimana bentuk perjanjiannya dengan artis?

Tergantung seberapa besar kontribusi manager pada karir si artis. Biasanya antara 20% berdasarkan nilai kontrak.

Salam Musik!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun