Kabar baik datang dari dunia energi baru dan terbarukan (EBT) Indonesia. Pasalnya, Pertamina baru-baru ini sukses mengolah Refined, Bleached, dan Deodorized Palm Oil (RBDPO) 100% yang menghasilkan Green Diesel (D-100).
Tak tanggung-tanggung, BUMN bidang migas ini bisa memproduksi RBDPO hingga 1.000 barel per hari di fasilitas existing Kilang Dumai. Pada saat yang bersamaan,di kilang Plaju, Pertamina juga akan membangun unit green diesel dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 barel per hari.
RBDPO sendiri adalah minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses lebih lanjut sehingga hilang getah, impurities, dan baunya.
Hadirnya inovasi yang menghasilkan produk "green energy" ini menjawab tantangan energi yang lebih ramah lingkungan. Sekaligus, menjadi jawaban atas penyerapan minyak sawit yang produksinya sangat tinggi di Indonesia.
Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengawal implementasi Program Bahan Bakar Nabati (BBN) dalam rangka mengoptimalkan sumber daya alam yang berlimpah di Indonesia, khususnya kelapa sawit, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para petani.
Sebagaimana diketahui, produksi minyak sawit kita mencapai 42 hingga 46 juta metric ton dengan serapan sebagai FAME (Fatty Acid Methyl Ester) sekitar 11.5 %. Jumlah yang sangat besar ini menjadi bahan baku yang melimpah untuk bahan bakar green energy.
Pengolahan RBDPO menjadi D-100 di kilang Dumai juga dapat direaksikan dengan bantuan katalis dan gas hidrogen untuk menghasilkan product Green Diesel.
Adapun katalis yang digunakan adalah Katalis Merah Putih yang produksi putra putri terbaik bangsa di Pertamina Research and Technology Centre bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung.
Masyarakat Indonesia perlu bangga dengan kemajuan yang dilakukan oleh Pertamina ini. Sebab, kita mampu mengolah bahan bakar reneawable yang pertama di Indonesia dan hasilnya tidak kalah dengan perusahaan kelas dunia
Inilah momen untuk menghargai kompetensi dan kapabilitas BUMN kita, pada khususnya kerja anak-anak negeri.