Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tak Ada Kata Terlambat untuk Belajar

27 Oktober 2022   10:55 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:13 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: koleksi pribadi

Selama kita masih mempunyai tekad dan semangat, "Tidak ada kata terlambat untuk memulai hal yang baru. Tidak perlu malu untuk menuntut ilmu." Itulah ungkapan yang menginspirasi sekaligus memotivasi saya ketika akan memutuskan untuk mendaftar sebagai Guru Penggerak.

Ungkapan itu mungkin tak sedasyat yang disampaikan Much Khoiri ketika memotivasi dirinya sendiri untuk menulis buku. Menurut Much Khoiri dalam buku Sapa Ora Sibuk (SOS) menuliskan ungkapan, "Write or Die. Jangan Mati sebelum Menulis Buku." (2017). 

Kalua saya hanya modal tekad dan sedikit semangat. Itu saja. Tetapi ketika bertemu dengan ratusan Calon Guru Penggerak (CGP) dalam Lokakarya Orientasi PGP Angkatan 7 Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (22/10). Semangat saya semakin bertambah.

Apalagi setelah mendengar penjelasan Bapak Sujadi, S.Pd., MM selaku Kabid PTK Dindikpora Kabupaten Banjarnegara. Menurutnya, guru yang berani mendaftar sebagai guru penggerak adalah Guru Hebat. Guru yang sudah mendaftar hingga submit adalah Guru Percaya Diri. Sementara guru yang lolos dan berhasil mengikuti Pendidikan Guru Penggerak adalah Guru Keren.

Memang untuk mendaftar sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) butuh keberanian ekstra. Proses seleksi yang panjang dan ribet membuat sebagian guru sudah takut sebelum mencoba. Pada tahap awal pendaftar harus lolos administrasi dan menjawab soal esay.

Selanjutnya pada tahap kedua, peserta harus melaksanakan simulasi mengajar dan wawancara dengan asesor. Pada tahap simulasi mengajar calon peserta diminta memeragakan praktik mengajar dengan durasi waktu 10 menit. Simulasi mengajar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh tim asesor yang terdiri 2 orang. Pada tahap ini ada juga wawancara untuk mengetahui motivasi dan kesungguhan calon dalam mengikuti program.

Tahapan seleksi CGP yang panjang dan melelahkan tentu bukan pilihan menarik bagi guru pada umumnya. Apalagi ada ketakutan bagi sebagian guru jika lolos nanti akan dipromosikan untuk menjadi kepala sekolah.

Tugas sebagai kepala sekolah ternyata menjadi momok bagi sebagian guru. Terbayang bagaimana tuntutan dan beban berat seorang seoarang guru yang mendapat tugas sebagai kepala sekolah. Di sisi lain tugas yang berat itu ternyata tidak dibarengi dengan tunjangan yang memadai. Akibatnya banyak guru yang enggan mengisi kekosongan formasi kepala sekolah.

Bagi saya, menjadi kepala sekolah sebenarnya bukan masalah karena sebelumnya sudah pernah menjabat. Maka, ikut program guru penggerak lebih karena ingin menambah pengetahuan saja. Masalah nanti mau jadi apa itu urusan lain. Intinya ingin belajar dan belajar.         

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun