Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Literasi Rendah dan Komentar Sampah

19 Januari 2021   10:10 Diperbarui: 19 Januari 2021   10:34 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar facebook kompasiana

Kemarin secara kebetulan ketika membuka Facebook saya melihat artikel saya yang berjudul, "Jika ingin Kaya, Jangan Menjadi PNS!" muncul di beranda Facebook Kompasiana. Ada rasa terkejut dan senang tentunya. Artikel itu sebenarnya sudah tayang seminggu yang lalu. Namun, entah pertimbangan apa admin-K melabeli artikel utama untuk tulisan tersebut.

Sejak link tulisan itu muncul di facebook kompasiana setidaknya sudah ada 500-an tanggapan, ratusan komentar, dan dibagikan sebanyak 40 kali. Luar biasa kekuatan media sosial. Tulisan saya di blog kampasiana yang biasanya hanya dilirik tidak lebih dari 100 pembaca, kali ini bisa tembus hingga 1.500 pembaca, mendapat 20-an vote dan 3 komentar.

Namun setelah membaca beberapa komentar di facebook rasa senang saya mendadak sirna. Saya prihatin dan hanya bisa 'ngelus dada.' Mengapa? Karena ratusan komentar itu sebagian besar tidak nyambung dengan subtansi artikel yang saya tulis. Mungkin komentator atau nitizen hanya membaca judulnya dan tidak membaca isi artikel secara utuh.

Semula saya berniat ingin meluangkan waktu untuk membalas komentar-komentar itu. Siapa tahu ada kritik atau saran yang bermanfaat untuk kemajuan tulisan saya. Namun setelah beberapa komentar saya baca, terpaksa niat itu saya urungkan. Saya pikir hanya buang-buang energi dan waktu saja.

Mohon maaf jika saya menyebutnya sebagai komentar sampah. Sekali lagi mohon maaf karena komentar-komentar itu tidak didasari pikiran yang jernih, cenderung emosional, dan hanya berdebat dengan komentator lainnya. Bahkan sebagian komentar merupakan iklan terselubung.

Keprihatinan saya berlanjut setelah membaca artikel di viva.co.id berjudul, "Miris, Indonesia Masuk Daftar Negara dengan Kesedaran Literasi Rendah." Dalam tulisan itu disebutkan bahwa Indonesia masuk dalam posisi negara dengan kesadaran literasi rendah. Hal ini didasarkan studi yang dipublikasikan World's Most Literate Nation dari Central Connecticut State Uninersity pada 2016. Indonesia masuk peringkat 60 dari 61 negara yang dibandingkan.

Benar bahwa setiap orang bebas untuk berkomentar. Setiap orang diberi ruang untuk mengomentari sesuatu sebagai wujud kemerdekaan berpendapat. Namun perlu dipahami bahwa dari komentar-komentar itu akan diterlihat karakter seseorang. Karena dari komentar-komentar yang muncul menunjukkan isi hati atau setidaknya mewakili apa yang ada pada diri orang tersebut.

Lantas apa hubungannya dengan tingkat litarasi yang rendah? Ya, tingkat literasi yang rendah erat kaitannya dengan munculnya komentar-komentar sampah. Ibarat peribahasa, "Tong kosong berbunyi nyaring, air beriak tanda tak dalam, dan masih banyak peribahasa lainnya."   

Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas apresiasinya. Komentar yang baik semoga tercatat sebagai doa yang di-aminkan oleh banyak orang. Sebaliknya komentar yang kurang baik akan dihitung sebagai pengurang dosa-dosa saya. Semoga semakin hari tingkat literasi kita semakin baik sehingga lebih bijak dalam bertindak. Salam literasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun