FILSAFAT ILMU : ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI
Di era modern, kemajuan pesat tak hanya terjadi di bidang teknologi, tetapi juga dalam pengetahuan manusia. Berlimpahnya klaim tanpa proses penyaringan yang tepat berpotensi menimbulkan kesalahan berpikir, yang pada akhirnya tercermin dalam perilaku keliru. Padahal, manusia dianugerahi akal untuk membedakan yang benar dan yang salah. Oleh karena itu, filsafat ilmu menjadi sangat penting karena mendorong kita untuk tidak hanya mencari kebenaran, tetapi juga meninjau ulang apa yang sudah kita ketahui. Meskipun demikian, seiring meningkatnya kompleksitas hidup, filsafat mungkin tidak selalu memberikan jawaban yang sepenuhnya memuaskan (Rewita, 2022).
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos (cinta) dan sophos (kebijaksanaan/kebenaran), yang bermakna "cinta kebijaksanaan". Secara terminologi, filsafat adalah ilmu yang berupaya mengungkap hakikat suatu fenomena melalui penggunaan akal, fokus pada esensi mendasar alih-alih sekadar gejala lahiriah (Rewita, 2022).
Dalam filsafat ilmu, terdapat tiga landasan berpikir utama yang saling melengkapi dan membentuk kesatuan pengetahuan: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap ilmu memiliki unsur-unsur pembentuk yang berbeda, namun ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh (Maliki dkk., 2024).
Ontologi
Berasal dari kata Yunani ontos (yang ada) dan logos (ilmu), Ontologi adalah cabang filsafat ilmu yang mengkaji hakikat segala sesuatu yang ada atau yang mungkin ada. Bidang ini membahas realitas dan esensi suatu hal, menjadikannya dasar utama filsafat (Dewi, 2021). Sederhananya, ontologi menjawab pertanyaan "apa".
Epistemologi
Berasal dari kata Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu), Epistemologi adalah cabang filsafat yang meneliti asal-usul, cara pemerolehan, dan kriteria kebenaran pengetahuan. Ini berkaitan dengan ruang lingkup, landasan, dan legitimasi pengetahuan yang didapatkan manusia (Dewi, 2021). Epistemologi menjawab pertanyaan "bagaimana".
Aksiologi
Berasal dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (ilmu), Aksiologi adalah cabang filsafat yang secara sederhana mengkaji nilai. Melalui aksiologi, kita dapat menentukan apakah suatu hal memiliki nilai dan sejauh mana nilai tersebut dianggap baik atau buruk (Dewi, 2021). Aksiologi menjawab pertanyaan "untuk apa".
Kesimpulannya, pesatnya perkembangan pengetahuan saat ini menuntut manusia untuk berpikir rasional agar terhindar dari kekeliruan. Filsafat ilmu berperan sebagai alat penting untuk menghadapi tantangan ini. Dengan berlandaskan tiga fondasi utama—Ontologi (hakikat), Epistemologi (metode), dan Aksiologi (nilai)—filsafat ilmu mampu menyediakan kerangka pengetahuan yang menyeluruh, sistematis, dan bernilai dalam penerapannya.