Mohon tunggu...
Olva LilliannL
Olva LilliannL Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Artikel Opini

6 Oktober 2025   21:35 Diperbarui: 6 Oktober 2025   21:35 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Transformasi Digital UMKM : Kunci Bertahan di Era Ekonomi Disruptif

Dalam lima tahun terakhir, transformasi digital menjadi faktor utama yang menentukan keberlangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Pandemi COVID-19 mempercepat perubahan ini secara drastis, memaksa pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan teknologi agar tetap kompetitif di tengah perubahan perilaku konsumen. Data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2024 menunjukkan, dari sekitar 65 juta UMKM di Indonesia, lebih dari 27 juta sudah memanfaatkan platform digital untuk pemasaran dan transaksi.

Namun, digitalisasi UMKM bukan hanya soal berpindah ke e-commerce. Lebih dari itu, digitalisasi mencakup penggunaan sistem pembayaran non-tunai seperti QRIS, strategi pemasaran media sosial, hingga pencatatan keuangan digital. Kolaborasi antara Bank Indonesia, perbankan, dan fintech turut mendukung peningkatan inklusi keuangan melalui QRIS yang kini telah digunakan oleh lebih dari 43 juta merchant pada 2025. Dengan sistem ini, transaksi menjadi lebih efisien, aman, dan dapat dilacak, membantu UMKM meningkatkan kredibilitas dan pengelolaan arus kas.

Selain faktor teknologi, peran media sosial juga tidak bisa diabaikan. Banyak UMKM sukses karena mampu memanfaatkan platform seperti TikTok Shop, Instagram, dan Shopee Live untuk membangun kedekatan dengan konsumen. Strategi ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga memperkuat merek lokal agar mampu bersaing dengan produk impor. Contohnya, pelaku usaha fashion lokal seperti Erigo berhasil menembus pasar global berkat strategi digital marketing yang konsisten dan kreatif.

Meski begitu, tantangan masih ada. Menurut riset Katadata Insight Center (2025), sekitar 40% UMKM digital masih menghadapi kendala literasi digital dan modal usaha untuk mengembangkan sistem online mereka. Di sinilah pentingnya dukungan pemerintah dan swasta melalui pelatihan digitalisasi, akses pembiayaan mikro, serta kolaborasi antara startup teknologi dengan pelaku UMKM daerah.

Transformasi digital bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan strategis. Dalam menghadapi ekonomi disruptif yang terus berubah cepat, UMKM harus berani berinovasi, mengadopsi teknologi baru, dan membangun jaringan bisnis yang adaptif. Ketika sektor UMKM kuat dan digitalisasi berjalan merata, maka daya tahan ekonomi nasional juga akan semakin tangguh menghadapi berbagai krisis di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun