Sudah jenuh dengan Zoom Meeting? Tentu Anda tidak sendiri, banyak dari karyawan yang mengalami kelelahan terhadap Zoom dan penurunan kesehatan mata karena harus menatap layar laptop selama jam kerja. Pada awal tahun 2022, banyak perusahaan maupun instansi pemerintah mulai menyebarkan kembali instruksi WFH kepada para karyawannya. WFH atau singkatan dari Work From Home adalah salah satu bentuk penyesuaian yang dilakukan oleh berbagai industri saat pandemi agar tetap produktif di tengah keterbatasan bertemu tatap muka. Namun, hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para Human Resource Manager mengenai cara meningkatkan dan mengontrol efektivitas pegawai saat masa implementasi sistem kerja WFH. Salah satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menyalin dan menempelkan dunia kerja kantor ke sistem kerja WFH maupun WFO Shifting tanpa adanya bentuk penyesuaian antar keduanya. Lalu, bagaimana cara mengakali hal ini? Apakah ada solusi agar perusahaan dapat memberikan pengalaman kerja WFH yang efisien? Bagi anda para eksekutif bisnis, simak penjelasan di bawah ini!
Mengapa Adaptasi WFH Penting? Â Â Â
Banyak perusahaan awalnya menganggap WFH adalah bentuk penyesuaian sementara di awal pandemi Covid-19. Namun, kini Covid-19 memaksa seluruh sektor industri untuk mendefinisikan ulang bentuk dan sistem kerja yang diiringi dengan tradisi, norma dan aturan bekerja yang baru. Tanpa disadari, banyak dari pegawai yang menjalani sistem WFH sudah mulai menerima dan sepakat bahwa lingkup kerja tradisional sudah mulai tergantikan.  Sehingga penting bagi perusahaan untuk mulai fokus mengembangkan keseluruhan kegiatan operasional dan monitoring perusahaan yang mencakup kegiatan interaksi antar pegawai, kolaborasi antar divisi, penilaian kinerja dan monitoring performa kerja guna menyempurnakan adaptasi dalam realitas kerja baru.
Dengan proses adaptasi yang baik, maka performa perusahaan akan stabil dimasa WFH maupun WFO. Tentunya dalam sistem kerja WFH ada beberapa concern yang harus diperhatikan perusahaan dimana sistem kerja yang diimplementasikan harus mampu mendukung para karyawannya untuk tetap produktif, dan tumbuh secara profesional. Lalu, bagaimana cara agar sistem kerja WFH menjadi lebih optimal?
Bagaimana Cara Mengoptimalkan Sistem WFH?
Meskipun WFH memberikan tantangan yang unik, ada sejumlah cara yang dapat dilakukan oleh Human Resource Department. Berikut adalah beberapa cara supaya para eksekutif perusahaan dapat meningkatkan sistem bekerja WFH yang baik kepada pegawainya :
1. Prioritaskan Work-Life Balance Pegawai
Ditengah pandemi dengan sistem kerja WFH, batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan menjadi samar. Waktu bekerja yang tidak lagi dibatasi dengan jam kerja, menyebabkan urgensi urusan pekerjaan dapat muncul kapan saja. Padahal keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas seorang pegawai dalam bekerja. Mengingat hal ini, diharapkan bahwa perusahaan menaati parameter jam bekerja dan waktu response untuk kepentingan pekerjaan antar karyawan dan atasan supaya pegawai dapat mengendalikan urusan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Perusahaan harus memberi kepercayaan dan fleksibilitas kerja karena prioritas kehidupan pribadi mereka dapat dengan mudah mengintervensi mereka pada jam kerja.
2. Membuat Budaya Kerja Baru
Dengan sistem bekerja jarak jauh, penting bagi perusahaan untuk membangun standar kinerja yang disetujui oleh seluruh pegawai namun tetap tidak merugikan perusahaan. Menciptakan titik acuan penting untuk beradaptasi dengan sistem kerja virtual yang diimplementasikan saat ini. Penting bagi perusahaan untuk memahami budaya kerja tradisional yang perlu diganti dan disesuaikan dengan kondisi WFH saat ini. Seperti tetapkan rutinitas untuk check-in atau absen harian, mingguan dan bulanan bersama ketetapan waktu yang sesuai dengan kegiatan tersebut. Selain itu, jadwal rapat, waktu istirahat makan siang, deadline laporan kerja harian dan berbagai kegiatan manajemen lainnya. Sehingga pekerjaan tetap efisien dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi pegawai.
3. Menyediakan Fasilitas Teknologi yang Memadai