Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jakcard, Sekali Tap Keliling Jakarta

23 Maret 2011   02:59 Diperbarui: 4 April 2017   18:21 15764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13008595551886314771

[caption id="attachment_97690" align="aligncenter" width="680" caption="jackcard"][/caption] Dua minggu kemarin lagi rajin naik TransJakarta (TJ) karena kebetulan untuk mencapai tempat tujuan; lebih efisien dengan menggunakan TJ yang jalurnya melewati tempat tersebut dan tentunya lebih murah juga dibandingkan dengan naik moda transportasi lainnya. Sebagai pengguna TJ (walau bukan langganan tetap yg sehari-hari naik-turun), sudah 5 bulanan juga memiliki Jakcard. Jakcard adalah kartu prabayar yang diterbitkan oleh Bank DKI sebagai alat pembayaran di merchant-merchant yang telah bekerja sama dengan Bank DKI. Penggunaannya tinggal di-tap/ditempelkan pada mesin card reader yang tersedia sehingga saldonya terdebet secara otomatis. Di awal tertarik dengan kartu ini karena si penjual bilang, selain bisa digunakan untuk pembayaran tiket TJ, Jakcard juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran  kereta api komuter, taxi (disebutkan dengan jelas, tapi saat iseng mau pake di taxi nggak bisa tuh), berbelanja di swalayan. Sayangnya,  informasi seputar kartu ini tidak dikomunikasikan dengan baik sehingga banyak pelanggan TJ yang tidak tahu menahu. Hal ini terlihat dari segelintir saja pengguna TJ yg bertransaksi dengan Jakcard pada saat memasuki halte. Menurut saya, penggunaan Jakcard kurang praktis jika dibandingkan dengan kartu EZ Link Card-nya MRT. Dalam satu kesempatan, ketika hendak menggunakan kartunya, dengan pede saya mendekati loket dan men-tap Jakcard saya ke mesin. Namun, dari dalam Mas & Mbak yg berjaga teriak, "Bentar, mbak !", sambil dadaag-dadaaag. Koq didadahin? Ternyata sodara-sodara, jika kita mau membeli tiket TJ dengan Jakcard kita mesti bilang ke petugas di loket agar petugasnya memencet sesuatu di dalam sana supaya si card reader bisa mendebet saldo kita di kartu. Setelah on, baru deh kita diminta men-tap kartunya dan menerima tiket TJ reguler untuk buka pintu halte atau potongan tiket kertas untuk halte-halte tertentu. Ribet beeneeeeeeeeeeer ! Coba bandingkan dengan naik MRT, tinggal tap dan kita mendapatkan akses untuk masuk peron *entah kapan baru bisa berjalan di sini* Jadi bagi yang belum tahu, berikut adalah cara penggunaan Jakcard untuk naik TJ :

  • Pertama : miliki dulu kartunya, jika belum punya bisa membeli kartu perdana di halte busway tertentu atau di bank DKI tertentu (juga) seharga Rp 25,000 (sudah termasuk saldo Rp 20,000)
  • Kedua : pastikan saldo anda masih cukup untuk pembelian tiket dan antrilah di loket pembelian tiket jangan lupa bilang ke petugas anda akan menggunakan Jakcard
  • Ketiga : setelah diberi aba-aba mesin siap, tempelkan Jakcard pada card reader yang ada di balik kaca loket. Saldo akan terdebet sesuai dengan harga tiket. Simpan kembali kartu anda ke dalam dompet karena untuk buka pintu masuk halte petugas akan memberikan kartu reguler/karcis kertas yg biasa itu.
  • Keempat : untuk pengisian saldo (top up) hanya bisa dilakukan di halte busway tertentu, bank DKI tertentu dengan nominal min Rp. 20,000 & Indomaret min Rp 50,000

Untuk informasi seputar Jakcard bisa diunduh di Bank DKI atau Suara Transjakarta Jadiiii, Jakcard sebenarnya sama dengan kartu debit supaya kita gak keluarin uang kas; belum bisa digunakan secara otomatis di halte busway sekali tap, jalan hehe. Hidup Indonesia !!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun