Mohon tunggu...
Inovasi

Pentingnya Komunikasi Lingkungan

18 November 2017   10:02 Diperbarui: 18 November 2017   10:36 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum masuk dalam pembahasan kenapa kita perlu mengerti tentang apa itu komunikasi lingkungan, ada baiknya kita mengerti dahulu apa itu komunikasi lingkungan. Komunikasi lingkungan kita tahu sendiri berasal dari kata komunikasi dan lingkungan, artinya ada gabungan antara komunikasi dan lingkungan.

Komunikasi dalam arti ini adalah sebuah proses dalam pemberian pesan kepada orang atau khalayak yang dituju. Dan pesan tersebut tentunya memiliki maksud dan tujuan, oleh karena itu dalam pengertian ini tujuan dan maksud yang diinginkan adalah secara umum untuk pelestarian lingkungan. Namun tidak hanya sekedar pelestarian saja tetapi juga pemilihan cara dan pesan yang tepat dan efektif dalam mengkomunikasikan tentang lingkungan dan pelestariannya. Ditambah komunikasi lingkungan ini bermaksud meningkatkan kesadaran orang tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya, secara tidak langsung membuat orang menjadi lebih peka terhadap sekitarnya.

Lingkup kajian komunikasi lingkugan sangatlah luas yaitu melingkupi : pemberitaan media,  metode penetapan partisipasi publik, komunikasi resiko, penyelesaian konflik lingkungan, pemasaran yang bertemakan penghijauan hingga gambaran alam dalam kebudayaan yang populer. Sedangkan dalam pembelajaran komunikasi lingkungan dibagi menjadi delapan bagian yaitu : Retorika dan wacana lingkungan, media dan jurnalisme lingkungan, partisipasi publik dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan lingkungan, kampanye pemasaran dan kampanye pembelaan, kolaborasi lingkungan dan resolusi konflik, komunikasi resiko, representasi alam dalam budaya populer dan pemasaran hijau.

Kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menunjukkan laju degradasi lingkungan lebih cepat daripada laju pemulihan,  yaitu dua setengah kali lipat. Kondisi ini,  memberikan gambaran ke depan, tantangan penanganan bencana makin berat. Willem Rampangilei Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, laju pembangunan dan ketidakseimbangan tata ruang, adalah faktor-faktor pendorong bencana. "Perlu kesadaran berbagai pihak baik masyarakat, pemerintah dan swasta," katanya di Yogyakarta, dua pekan lalu.

Selama ini, katanya, setidaknya negara menanggung kerugian Rp30 triliun per tahun dampak bencana yang mendera berbagai penjuru negeri. Belum lagi, bencana ekologi seperti kebakaran hutan dan lahan, negara harus menanggung kerugian hingga Rp221 triliun. "Pengurangan risiko bencana penting. Jelas bencana telah mengganggu pencapaian pembangunan nasional kita," katanya. Dia prihatin banyak korban jiwa dari bencana ini. Dia mencontohkan, tahun 2016 tercatat 516 jiwa meninggal dunia. Hingga Februari 2017 sebanyak 12 orang meninggal karena longsor di Bali. Belum lagi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kabupaten Bitung. Bencana memang kadang tidak bisa diprediksi namun dengan adanya pengetahuan dan upaya pengendalian lingkungan akan resiko terjadinya bencana setidaknya bencana yang kemungkinan akan terjadi lebih sedikit dari sebelumnya.

Dari banyaknya persoalan tentang lingkungan tentu pemilihan efektif harus diterapkan dari proses komunikasi lingkungan. Setidaknya adanya kampanye bukan hanya salah satu cara yang digunakan untuk menyadarkan khalayak saja namun bisa melalui media yang sekarang sudah jauh banyak diminati dan digunakan oleh masyarakat zaman sekarang. Selain itu terhadap persoalan perspektif bisa di mulai dengan pendidikan sejak usia dini sehingga dari kecil orang sudah mengenal pentingnya lingkungan, sehingga ketika ia dewasa dia menjadi lebih paham dan sadar akan lingkungan sekitarnya. Yang nantinya juga bisa menjadi objek kajian mereka salah satu dari mereka tertarik akan isu lingkungan dan mulai melakukan penelitian demi penyelesaian persoalan yang mungkin kedepannya akan muncul dan dihadapi.

Apriando Tommy. "Kajian BNPB: Kerusakan Lingkungan Lebih Cepat daripada Pemulihan". MONGABAY INDONESIA. Diakses 17 November 2017.       http://www.mongabay.co.id/2017/03/02/kajian-bnpb-kerusakan-lingkungan-lebih-cepat-daripada-pemulihan/

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun