Mohon tunggu...
Inovasi

Gejluk Merapi: Semangat Peduli Akan Alam dan Merapi

1 Oktober 2017   12:48 Diperbarui: 1 Oktober 2017   12:52 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang merupakan zaman yang sudah berbeda dari zaman generasi sebelumnya yang memiliki karakteristik sifat yang canggih dan modern. Dalam perkembangannya kecanggihan teknologi membuat semuanya menjadi instan dan terkadang nilai yang diberikan juga terkesan instan dan terlalu singkat. Ini menimbulkan dampak bagi perkembangan komunikasi di dunia manusia. Terkadang muncul pemikiran bahwa kebutuhan yang disediakan oleh alam terbatas adanya jika harus terus menerus diambil demi kelangsungan hidup manusia. 

Tetapi semua akan menjadi tidak berguna ketika kita memikirkan kembali tentang kebutuhan hidup kita yang semakin kompleks dan banyak adanya. Dan disitulah maka manusia akan mencari cara mana yang paling mudah dan praktis di zaman yang semakin praktis ini. Namun, terkandang dampak yang ditimbulkan dari kepraktisan tersebut kurang diperhatikan oleh manusia. Salah satu dampak negatif dari kepraktisan itu adalah kepekaan akan lingkungan sekitar mereka terutama pelestarian alam dan budaya mereka sendiri. 

Setiap generasi tentunya akan memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan generasi lainnya. Dan generasi muda menjadi tolak ukur kedepannya dunia akan seperti apa. Dunia saat ini sudah terkoneksi satu sama lain dengan adanya modernisasi serta globalisasi. Arus yang diciptakan begitu cepat dan dengan cepat diadaptasi oleh manusia di dunia.

Masyarakat dunia dalam hal ini sudah memiliki cara tersendiri untuk bisa bertahan hidup dalam atmosfer dunia yang semakin modern. Tidak kalah pula masyarakat di Indonesia, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berarti terdiri dari banyak pulau didalamnya. Setiap pulau atau daratan tentu memiliki sejarah dan suasana yang berbeda. 

Oleh karena itu Indonesia memiliki banyak suku, ras dan kebudayaan yang tidak hanya satu saja, namun lebih dari satu. Memang itu menjadi tantangan dari negara bagaimana bisa menyatukan perbedaan menjadi sebuah suatu kelebihan bersama. Tetapi dari banyaknya kebuadayan yang ada, dapat dilihat ada banyak cara-cara masyarakat untuk dapat bertahan hidup dengan caranya masing-masing. Mayoritas kebudayaan yang terlahir memiliki nilai tersendiri tentang leluhur mereka, seperti halnya tentang pencipta. Sulit terkadang untuk menemukan orang yang masih kental dengan nilai leluhur dari kebudayaan mereka di zaman sekarang. 

Namun bukan berarti sulit menjadi faktor untuk hilangnya suatu kebudayaan. Di perkembangan zaman sekarang ini nilai-nilai kebudayaan sangat penting adanya bagi generasi baru, ini memiliki fungsi sebagai pengingat dan pemberi informasi akan adanya suatu kejadian di masa lalu yang tersirat dari kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang kebanyakkan sekarang masih menjadi sebuah sarana efektif di zaman sekarang adalah tari dan musik. Tari dan musik yang sifatnya masih kedaerahan menjadi ciri khas dari Indonesia sebagai negeri kaya akan budaya. 

Dari tari dan musik yang ditampilkan para penonton dan pendengar diajak untuk merasakan keadaan apa yang disiratkan pada tarian dan musik tersebut. Terkadang hal tersebut memang tidak hanya untuk memberikan informasi saja namun, juga bisa menjadi sarana untuk tercapainya tujuan pelestarian kebudayaan agar tidak hilang tergerus oleh perkembangan zaman.

Selain tentang kebudayaan ternyata dunia juga mengalami krisis akan kelestarian lingkungan alam, ini banyak menjadi bahan atau topik pembicaraan di media-media serta masyarakat dunia. Hal ini awalnya kurang menjadi penting ketika belum munculnya masalah-masalah dunia, seperti pemanasan global, kenaikan volume air dunia, hingga melelehnya gunung es di benua antartika. Ketika muncul masalah maka perlu solusi atau penyelesaian dari masalah tersebut. Tetapi masalah dunia ini tidak begitu saja mudah untuk diselesaikan, ini disebabkan oleh keserakahan manusia akan kebutuhan yang semakin kompleks dalam kehidupannya sehari-hari. 

Dan dari pro dan kontra masalah tersebut banyak memunculkan perkumpulan atau organisasi yang memiliki visi misi sebagai team pelestari lingkungan dunia seperti salah satunya GreenPeace. Dunia memang memiliki cara yang begitu banyak dalam hal pelestarian lingkungan, teknik-teknis pelestarian yang digunakan juga tidak semuanya sama. Hal ini juga penyebab munculnya sebuah ilmi pembelajaran baru yaitu komunikasi lingkungan sebagaimana komunikasi lingkungan merupakan sarana untuk memahami lingkungan dan membangun pemahaman kita untuk mengerti lingkungan dan hubungan dengan alam. Termasuk negosiasi dari respon-respon masyarakat akan adanya. 

Mernurut Hardin dalam bukunya yaitu Tragedy of Common atau tragedi kepemilikan bersama diilustrasikan bahwa, dunia digambarkan seperti sebuah ladang yang besar. Dan di ladang tersebut tersedia rumput yang nantinya dibutuhkan oleh sapi-sapi sebagai makanan mereka. Namun, tentunya populasi sapi akan terus bertambah dan pertumbuhan rumbut kalah cepat. 

Sehingga terjadi perebutan rumput dari sapi-sapi tersebut, ini merupakan lambang kerakusan manusia sebagai pemilik sapi yang terus menginginkan banyak sapi sebagai kebutuhan mereka namun tidak memperhatikan rumput sebagai makanan mereka yang juga terbatas. Maka dari ilustrasi tersebut bisa dilihat bahwa seiring berjalannya waktu maka sapi-sapi akan mati karena kekurangan makanan dan jika terus begitu tentu hal buruk kedepannya juga akan muncul semakin banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun