Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Harga Tak "Lockdown", Menyelami Tekanan Hidrostatis Kehidupan

29 April 2020   16:27 Diperbarui: 29 April 2020   16:22 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koi. Berenang dan menyelam. Bukan hobi lagi, tapi merupakan bagian dari hidupnya. Terlihat tenang dari permukaan. Berlenggak-lenggok di dalam air. Namun? Apakah kita paham bagaimana ia mampu bertahan  hidup? Melawan arus. Menghadapi tekanan hidrostatis yang makin dalam makin besar. Sesekali melakukan manuver untuk melindungi diri. Pun manusia. Terlihat tenang dan lihai. Namun tahukah ia sudah melewati banyak tekanan dalam hidupnya? Saking begitu besar dan banyaknya tekanan membuat ia tak lagi terkejut dengan kerikil-kerikil kecil dalam hidupnya.

Tahun 2020 akan menorehkan sejarah tak terlupakan dan catatan penting untuk kehidupan kedepannya. Bertahan. Hari demi hari telah terlewati bersama keadaan ketidakstabilan ini. Terlatih dan hampir terbiasa. Namun, siapa yang berkenan jika keadaan ini berlanjut? Tentu tidak. Terlebih memasuki bulan suci Ramadhan yang dinantikan umat muslim tiap tahunnya. Rutinitas naiknya sebagian bahan pangan pun mulai terjadi saat bulan Ramadhan dan mendekati Idul Fitri. Ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang mendunia.  

Harga daging ayam di daerah Cilacap mencapai 30 ribu per kilogram semenjak awal bulan puasa. Apabila di beberapa daerah harga daging ayam turun, hal ini tak berlaku di tempat tinggal saya. Telur bahkan mulai naik sebelum memasuki bulan Ramadhan. Sayuran dan buah-buahan turut serta memberi andil pada kenaikkan harga di pasar. Bawang merah dan bawang putih harganya mulai sedikit demi sedikit merangkak naik.

Lalu? Harus bagaimana? Hadapi saja tentunya. Semua akan berlalu. Selama masih bisa menjangkau untuk membelinya, sebaiknya kita tetap bersyukur. Di luar sana masih ada bahkan banyak orang yang tidak seberuntung kita. Yang dalam kesehariannya untuk makan pun masih susah. Jadi, mari tetap bersyukur dengan keadaan kita yang lebih baik dari mereka. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya

“Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambahi nikmat-Ku kepadamu, dan demi sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab Ku amat keras" (Q.S. Ibrohim : 7)

Ikhtiar dan bertawakkal. Insya Allah selalu ada solusi dari jalan yang tak diduga-duga. Sebut saja hari ini. Tetiba orang baik datang ke rumah memberikan THR. Masih terlalu awal sebenarnya. Mungkin bisa disebut Tunjangan Pandemi Corona (TPC). Namun beliau menyampaikan sebagai tanda terimakasih telah berkenan menemani putranya belajar. Alhamdulillah. Sungguh Allah punya cara untuk menyentuh hati tiap hamba-Nya. Masih banyak orang-orang dermawan yang tak sungkan untuk berbagi.

Saya yakin Anda pun pernah mengalami hal mirip atau serupa dengan saya dalam konteks yang berbeda. Kemudian? Apakah kita cukup menerima saja? Padahal tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah. Karena sudah menerima, maka selanjutnya kita yang memberi pada yang jauh membutuhkan. Semampunya. Ikhlas karena Allah saja.

Tertekan dengan cobaan yang datang silih berganti?

Wajar saja. Seolah-olah menutup mata dengan keadaan ini juga bukanlah cara yang tepat. Mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini itulah yang diharapkan. Dengan kondisi bahan pangan yang mulai meroket, hendaknya kita mulai untuk mawas diri. Kita akan semakin pandai me-manage pengeluaran dan menentukan skala prioritas dalam kehidupan sehari-hari.

Apa saja yang bisa kita lakukan selama kondisi harga barang naik ?

1. Memilih berbelanja di pasar tradisional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun