Mohon tunggu...
Oktavia Wijaya
Oktavia Wijaya Mohon Tunggu... -

Travel Enthusiast // www.aivatko.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lintasi Batas Negara demi Pendidikan di Tanah Air Tercinta

5 Oktober 2018   11:18 Diperbarui: 5 Oktober 2018   17:04 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang berbeda dari perjalanan sekolah Nur Saka. Setiap hari dia menempuh perjalanan kurang lebih 16km dan terlebih dahulu melewati PLBN (Pos Lintas Batas Negara). Ya, rumah Saka ada di Tebedu, Serawak, Malaysia tetapi sekolahnya di Entikong, Kalimantan Barat, Indonesia. Lalu kenapa Saka sekolah di Indonesia pedahal rumahnya di Malaysia?

Nur Saka memang Warga Negara Indonesia (WNI). Dia juga lahir di Indonesia, dulu ayahnya membuka usaha warung makan di Entikong yang merupakan wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Namun karena pekerjaan orang tuanya harus berpindah ke Malaysia, sekarang dia tinggal di Malaysia tetapi tetap bersekolah di Indonesia dengan melewati border setiap harinya.

Sejak TK, Nur Saka terbiasa bolak-balik Malaysia-Indonesia setiap harinya. Dulu setiap hari dia diantar ayahnya hingga kelas 2 SD dia mulai belajar berangkat sendiri. Jam 5 pagi waktu Malaysia, Saka sudah bangun dan bersiap untuk sekolah. 

Ayahnya membantu menyiapkan kebutuhan Saka bersekolah termasuk menyiapkan PAS lintas batas dan paspor yang akan diperiksa di PLBN oleh imigrasi Indonesia.

Saka berangkat dengan menggunakan angkutan tujuan border atau terkadang diantar ayahnya. Setelah melewati perbatasan, dia melanjutkan penjalanan ke sekolah dengan menggunakan ojek sejauh 5km. Begitu terus setiap hari.

"Saya bangga menjadi anak Indonesia, makannya saya sekolah di SDN 03 Sontas saja."

Orang tua Saka menyekolahkan Saka di Indonesia memang salah satu alasannya adalah keterbatasan ekonomi. Sekolah di Malaysia membutuhkan syarat khusus yang harus dipenuhi karena keluarga Saka sendiri adalah WNI.

Tapi, orang tua Saka pun ingin anak-anaknya menuntut ilmu di negeri sendiri yaitu Indonesia dan sepertinya Saka juga sangat mencintai Indonesia. Ketika ditawari untuk sekolah di Malaysia, Saka menjawab "Saya bangga menjadi anak Indonesia, makannya saya sekolah di SDN 03 Sontas saja.".

"Saya cuma tamatan SD, makannya saya gak mau anak-anak saya seperti saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun