Mohon tunggu...
Oktavianus Barus
Oktavianus Barus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Undipo Tawarkan Solusi Mitigasi Ternak Saat Bencana Berbasis Pengenalan Identitas Sidik Moncong

9 September 2021   17:12 Diperbarui: 9 September 2021   17:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memiliki potensi bencana alam yang tinggi dikarenakan wilayahnya terletak di antara pertemuan tiga lempeng benua dan dua rangkaian pegunungan. Dampak bencana yang dialami masyarakat adalah kehilangan dan kematian ternak, akibat kurangnya persiapan sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengevakuasi ternak. Ternak yang diterlantarkan tersebut akan mati kelaparan, dan mengakibatkan kerugian. 

Dampak kerugian yang besar tersebut dipandang peternak sebagai sesuatu yang tidak boleh terjadi, sehingga pada beberapa bencana alam mereka menolak untuk dievakuasi, sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa manusia.

Ternak sapi diketahui memiliki ciri biometrik khas pada bagian mocongnya seperti sidik jari pada manusia. 

Sidik moncong ternak tersebut berpotensi digunakan sebagai pengenal identitas dan dapat didata pada saat ternak tersebut dilahirkan, sehingga ternak akan memiliki kartu identitas. 

Selain permasalahan evakuasi ternak, permasalahan global mengenai emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian memiliki urgensi untuk segera dituntaskan. Pertanian menyumbang emisi rumah kaca berupa gas-gas karbon, terutama gas metana dan karbon dioksida, karena penggunaan pupuk kimia, pestisida dan intensifikasi pertanian.

Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Diponegoro yang terdiri atas Nikomedes Anndhana Engtian Kilimpares, Oktavianus Barus dan Septian Dwi Sulistiono, dibimbing oleh dosen Dr. Ir. Cahya Setya Utama, M.Si., IPM, menggagas kawasan konservasi terintegrasi sistem pertanian organik sebagai mitigasi ternak saat bencana alam berbasis pengenalan identitas sidik moncong.

Gagasan futuristik konstruktif tim yang berasal dari Fakultas Peternakan dan Pertanian ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan pendanaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK) tahun 2021. 

Realisasi gagasan diawali dengan pendataan identitas ternak di daerah rawan bencana, berbasis scanning moncong. Peternak menginput data identitas pemilik dan ternak melalui aplikasi di smartphone. sehingga diperoleh nomor registrasi ternak, dengan tujuan untuk memudahkan evakuasi ternak saat terjadi benca alam.

Saat terjadi bencana, ternak akan di evakuasi ke kawasan konservasi, yang dibangun di areal rawan bencana. Kawasan yang dibangun memiliki konsep di mana berbagai jenis tanaman tumbuh di kawasan, dan hidup berdampingan dengan ternak. Kawasan dilengkapi sensor untuk mendeteksi kelembaban tanah dan kesuburan tanah, yang juga terhubung ke smartphone. 

Saat ada bencana alam atau peringatan dini bencana, ternak akan langsung dipindahkan ke kawasan konservasi. Ternak yang hidup pada kawasan akan terjamin kehidupannya karena tersedianya sumber pakan, sumber air minum dan tempat beristirahat, serta adanya kondisi yang sesuai dengan habitat asli mereka.

Gagasan tersebut diharapkan dapat mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG's) poin ke 13 climate action, melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian, serta poin ke 15 life on land, yaitu melindungi, mengembalikan dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat dan mengelola hutan secara berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun