Mohon tunggu...
Oktavianna
Oktavianna Mohon Tunggu... Guru - mengutarakan hobby agar menciptakan diri untuk berliterasi

aku bisa, pasti bisa, dan akan terbiasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegelisahan Mahasiswa dalam Pembelajaran Jarak Jauh

12 Desember 2020   10:50 Diperbarui: 12 Desember 2020   11:06 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini Indonesia sedang diberikan ujian oleh Allah melalui virus covid-19 yang semakin menyebar dengan cepat ke berbagai daerah dan negara. Penyebaran virus covid-19 ini, menyebabkan pemerintah mengeluarkan peraturan baru yakni, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) atau biasa disebut juga dengan lockdown.  Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus, penyakit ini sangat cepat menyebar hanya karna melalui kontak singkat seperti berbicara dan bersentuhan. Covid-19 pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Lalu, karna cepatnya rantai penularan sehingga pada bulan Maret 2020 negara Indonesia  mengalami pandemi global yaitu covid-19.

Hal ini mengakibatkan pemerintah menerapkan kebijakan baru seperti menggunakan pakaian dengan lengan panjang, memakai masker, dan menjaga jarak atau social distancing. Selain itu, pemerintah juga memberhentikan berbagai aktivitas luar sampai pandemi ini mereda atau berkurang.  Salah satunya adalah kegiatan dalam belajar dan mengajar yang dilakukan secara online. Tidak ada pembelajaran di kelas maupun pembahasan materi secara langsung. Semua dilakukan melalui berbagai aplikasi online.

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan internet dengan aksebilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan menyimak yang baik. Dalam pembelajaran daring kita diharuskan terampil dalam menyimak. Sebagaimana kita harus bisa mengoptimalkan jaringan yang stabil agar tidak terjadi kekurangan apapun dalam hasil menyimak materi yang telah dijelaskan baik dari dosen maupun dari mahasiswanya.

Sejak pandemi global di Indonesia ini, pendidikan menjadi sorotan publik.  Pembelajaran daring menuai berbagai masalah, baik orang tua, dosen/guru maupun mahasiswa. Permasalahan yang tak kunjung usai, menimbulkan berbagai macam kegelisahan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengakui pembelajaran jarak jauh mempunyai dampak negatif berkepanjangan pada anak atau siswa dan mahasiswa. Bahkan, kata Nadiem Makarim karena memiliki dampak negatif itu, sehingga dapat mengakibatkan rusaknya masa depan sang anak secara permanen.  Maka dari itu, beberapa macam kegelisahan mahasiswa dalam pembelajaran jarak jauh akan kita bahas, yaitu:

1. Kuota internet faktor kegelisahan yang utama

 Kuota internet menjadi salah satu masalah yang sering dikeluhkan orang tua maupun mahasiswa. Terutama keluarga yang dalam segi ekonomi sangat kurang. Kuota saat ini menjadi kebutuhan penting yang harus dipenuhi untuk berlangsungnya pembelajaran jarak jauh.  Pengeluaran untuk membeli kuota semakin bertambah dan meningkat karena mahasiswa dipaksa untuk memenuhi secara mandiri aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam pembelajarannya, seperti google meet, google classroom, zoom, dan lain-lain. 

Sebagaimana yang kita tahu, sistem pembelajaran daring ini harus terhubung oleh jaringan yang stabil. Untuk mendapatkan jaringan yang stabil, diperlukan kuota yang memadai. Dengan seperti ini, dosen bisa memastikan kehadirannya. 

Mahasiswa kemungkinan mempunyai akses kepada gawainya namun tidak dengan kemampuannya untuk membeli kuota. Ini menjadi keluh kesah mahasiswa yang dalam segi ekonomi sangat kurang. Bukan hanya mahasiswa yang terlahir dari keluarga kurang mampu, tetapi bagi mahasiswa dari kalangan manapun sangat terganggu dalam pembelajaran daring yang memerlukan kuota yang tidak sedikit. 

Kelangsungan belajar mengajar yang tidak dilakukan di kampus berpotensi menimbulkan anak putus kuliah. Sebab, ketidakmampuan orang tua dalam membiayai pengeluaran kuota internetnya untuk pembelajaran secara daring. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 213 pengaduan pembelajaran jarak jauh ini. Mayoritas pengaduan terkait dengan kuota internet dan tugas yang menumpuk. "Pengaduan didominasi oleh para siswa dan mahasiswa terkait penugasan yang dinilai berat dan menguras keuangan untuk membeli kuota internet," kata Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti.

2. Gawai yang Tidak Menampung Kapasitas Data

Mahasiswa mempunyai gawai, namun tidak dengan gawainya yang dapat memberhasilkan dalam pembelajaran jarak jauh ini. Pembelajaran daring ini memerlukan kapasitas gawai yang mendukung, tetapi kebanyakan mahasiswa yang mengeluh sebab materi perkuliahan yang diunduh berupa file-file. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun