Mohon tunggu...
AC Oktavia
AC Oktavia Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar peduli

Memberanikan diri berbagi, setelah terlalu lama hanya mengeluh dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Garam dalam Toples

30 September 2019   11:59 Diperbarui: 30 September 2019   12:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai orang Kristen, sebagai kaum minoritas, tampaknya kita sering mencari kenyamanan dalam kelompok. Saya mengenal banyak rekan yang tanpa sadar hanya memiliki orang-orang Kristen sebagai teman dekatnya, enggan untuk masuk dan benar-benar membangun relasi dengan kelompok yang berbeda. 

Pandangan yang terlalu berbeda, nilai yang tidak selalu sama, pemahaman yang tidak dimiliki banyak menjadi alasan. Terlalu nyaman berada di antara garam, kita lupa mengerjakan tugas kita untuk menggarami dunia.

Tanpa sadar kita sekedar menjadi garam dalam toples.

Ketika saya bertanya, ada saja rekan-rekan saya yang menggunakan pernyataan "menjaga pergaulan yang baik" sebagai alasan untuk mengelilingi dirinya dengan seluruh komunitas Kristen yang tersedia. 

Senin hingga Minggu sibuk mengikuti berbagai kegiatan dan persekutuan bersama orang-orang Kristen lainnya, lalu abai terhadap apa yang terjadi dengan dunia di sekitarnya.

Kita memang sangat membutuhkan komunitas agar kita dapat saling menguatkan dan menjaga. Hal ini membuat terkadang kita terlena dalam keamanan itu. Tenang berada di dalam benteng, kita lupa untuk "keluar" dan menyebar dalam dunia yang hambar.

Jika kita tidak membaur, bagaimana kita mengerjakan fungsi kita sebagai garam? Bagaimana kita mengasinkan dunia jika kita tidak ingin bergabung dengan komponen-komponen yang berbeda?

Kita perlu menyadari bahwa menjadi garam adalah tugas kita sebagai pengikut Kristus bukan sekedar saran atau anjuran. Kitalah yang seharusnya membawa rasa bagi lingkungan kita. Apabila dunia yang kita tempati terasa hambar dan penuh problema, kewajiban kitalah untuk mengubah itu.

Lelah dengan semua rasa benci dan penghinaan yang mudah tersulut? Nyatakanlah kasih dan kelembutan yang kita miliki. Lelah dengan penyebaran hoax? 

Tugas kitalah menyebarkan kajian valid terhadap berbagai isu. Lelah dengan segala drama politik dan pemerintahan? Ikutlah bergerak, ikutlah terjun ke dalam dunia yang tampak kotor itu.

Sangat penting untuk kita menyadari seluruh problema yang terjadi di dunia ini menjadi tanggung jawab kita untuk menyelesaikannya. Semua masalah di lingkungan kita adalah masalah kita juga. Menutup mata dan telinga terhadap permasalahan dunia tidak akan membantu siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun