Mohon tunggu...
Oktavia Wijaya
Oktavia Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Travel Enthusiast🍃 □ 📝 www.aivatko.com □📷www.instagram.com/oktaav

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kuliah Kerja Nyata, Kesadaran atau Sekadar Formalitas?

22 November 2018   10:49 Diperbarui: 22 November 2018   11:40 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kuliah Kerja Nyata atau sering disingkat KKN mungkin tidak asing lagi di telinga mahasiswa. Program di beberapa perguruan tinggi ini mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan sebuah pengabdian di masyarakat selama kurun waktu tertentu dan merupakan salah satu perwujudan aplikasi ilmu pengetahuan teoritik ke dalam dataran empirik dari kehidupan masyarakat. 

Tapi yang terjadi di lapangan, program ini tak sesempurna perencanaannya. Mungkin KKN ini dianggap berhasil ketika kita selesai dengan program kerja kita, tapi sebenarnya kita sendiri hanya mengikuti sebuah program wajib perkuliahan. 

Coba tanyakan kepada diri sendiri, apakah kita memiliki kesadaran dari diri sendiri untuk melakukan sebuah pengabdian kepada masyaraikat? Atau kita hanya mengejar nilai dan mengikuti KKN sebagai sebuah formalitas saja?

Pada dasarnya, ini merupakan program yang sangat menarik. Universitas "memaksa" mahasiswanya untuk dapat terjun ke masyarakat. Memaksa disini dalam artian positif dan sangat baik. Program kerja diarahkan, KKN dibuat tematik sesuai dengan kebutuhan di daerah yang akan ditinggali. Sistem pemilihan tempat dipilih secara serentak dan tidak boleh ada lebih dari 2 orang dengan jurusan yang sama di satu desa. Tujuannya, agar mahasiswa membaur dan saling mengenal satu sama lain. Ilmu yang beragam di kelompok juga diharapkan agar bisa saling mengisi. Tapi, apakah sebuah paksaan tersebut menghasilkan sebuah hal yang baik? Atau lama kelamaan paksaan ini akan berubah menjadi kesadaran?

KKN menempatkan mahasiswa di ratusan desa yang berbeda. Beberapa memang desa terpencil. Mayoritas ingin memilih desa yang masih dekat dengan kota karena tidak mau keluar dari zona nyamannya. Kabar-kabar miring berdatangan karena konon katanya beberapa tempat strategis sudah di pesan khusus. 

Beberapa sudah stres duluan karena membayangkan akan tinggal di negeri antah berantah dan tidak bisa membayangkan bagaimana hidup disana. Hey, bukankah menyenangkan hidup di tempat baru? Ini semua tentang adaptasi. Mungkin di awal akan sulit, tapi lama kelamaan berjalan dengan sendirinya. 

Lupakan permasalahan wilayah dan tempat tinggal, mari berbicara tentang program kerja. Kelompok yang berisikan belasan orang tersebut, tidak sepenuhnya antusias dengan KKN. Beberapa orang menganggap ini beban, apalagi jika berbicara mengenai uang iuran yang harus dibayar. 

Program kerja dibuat hanya mengikuti contoh tahun lalu. Anggota kelompok cenderung cari aman, membuat program kerja yang mudah sehingga cepat selesai. Ketua cenderung menjadi tumbal. Hidup dengan orang-orang yang baru dikenal juga untuk beberapa orang menjadi sangat menyebalkan. 

Kebiasaan yang berbeda, karakter yang berbeda, harus ada dalam satu atap. Tak jarang, perselisihan terjadi karena kurangnya toleransi. Tak jarang juga banyak mahasiswa yang merasa dirinya lebih dari yang lain sehingga menjadi otoriter. 

Ada juga mahasiswa yang perhitungan, merasa dirinya paling lelah dalam mengerjakan program kerja, dan ada juga yang tidak peka melihat temannya sibuk dia malah asik tidur. 

Kita tidak bisa menyalahkan para mahasiswa pemalas itu, karena pada dasarnya juga mereka tidak memilih dan tidak mau melakukan KKN ini. Bahkan, ada yang berpendapat dengan membayar iuran saja, nilai KKNmu aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun