Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Merawat Sikap Kritis Suporter Sepak Bola

30 Januari 2018   08:45 Diperbarui: 31 Januari 2018   11:56 2468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepak bola adalah olahraga paling populer dan digemari oleh masyarakat di Indonesia. Sepak bola bukan lagi urusan 11 pemain di atas lapangan, melainkan melibatkan puluhan ribu para penggemarnya yang setia mendukung klub kebanggaannya. 

Loyalitas para suporter suatu klub sepak bola adalah magnet yang menguntungkan bagi para pemilik klub. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan klub-klub besar di Eropa sana, tiga potensi keuntungan sebuah klub berasal dari pendapatan hak siar, penjualan marchendise dan juga penjualan tiket pertandingan. Ketiganya merupakan efek dari loyalitas suatu supporter klub sepak bola.

Lantas apakah salah jika suatu suporter kerap kali menyampaikan pendapatnya yang kritis terhadap manajemen klub? Ketika para suporter merasa apa yang terjadi sudah tidak berada dalam jalurnya, terkait kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajemen. Terlebih lagi jika kalangan yang berasal dari supporter yang berada dekat dengan pihak manajemen tidak lagi mempermasalahkan hal-hal tersebut.

Kembali mengingatkan, suporter merupakan kekuatan penyeimbang dari manajemen klub. Memang secara struktur suporter tidak masuk dalam jajaran manejemen. Namun bukan berarti mereka harus diam saja dalam melihat kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh manajemen. Seperti halnya pers, pers memang tidak bisa membuat kenyang perut masyarakat. 

Namun, pers dengan kekuatan informasinya mampu mengantisipasi terjadinya bencana kelaparan, kemiskinan yang merajarela, korupsi yang massif di pemerintahan dan sebagainya. Kontrol yang diberikan oleh pers terhadap penguasa menimalisir terjadinya kekuasaan yang korup dan jahat. Begitupun dengan supporter.

Meskipun suporter tidak masuk dalam jajaran manajemen ataupun sama sekali tidak memiliki saham, namun mereka adalah penggerak yang paling utama bagi sebuah klub dalam meraih keuntungan. Ada baiknya manajemen tidak selalu mengambil langkah-langkah sepihak saja tanpa mendengarkan masukan-masukan dari pihak supporter. Kekritisan supporter pun harus terus dilakukan dan dapat tersalurkan agar kelak klub kebanggaannya tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

Ketika banyak orang yang berada di lingkungan manajemen hanya berdiam diri atau bahkan "pura-pura" tidak tahu mengenai keganjilan-keganjilan manajemen dalam membuat kebijakan-kebijakan klub, seperti pemilihan pemain yang datang dan pergi merupakan hak mutlak pelatih namun manajemen mencampuri urusan tersebut, selain itu terkait komitmen manajemen dalam mengurus satu klub saja dan tidak terlibat aktif di klub lainnya dan juga pengidentifikasian identitas pemilik klub terhadap klub yang dipegangnya. Hal itulah bagian-bagian yang tampaknya sederhana namun sangat berdampak buruk bagi kondisi klub itu sendiri.

Pihak manajemen tentu tidak ingin kekritisan suporter ini terus berkembang dan memengaruhi pemikiran ke seluruh lapisan supporter. Makanya mereka akan berusaha keras untuk membentuk opini yang berlawanan melalui media-media yang mereka pegang dan berusaha untuk mendiskreditkan kelompok-kelompok yang terus mngkritiknya.

Sebagai pemilik kepentingan yang paling utama di klub sepak bola, manajemen akan berupaya agar kepentingannya berjalan sebagaimana mestinya. Mereka akan memengaruhi isi pesan media-media yang memiliki hubungan langsung dengannya. Sebagaimana dijelaskan, isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan ideologi, kepentingan, keberpihakan media dalam memandang sebuah berita, apalagi berita tersebut memiliki akibat yang mungkin dapat menguntungkan atau merugikan media berkaitan dengan pihak-pihak berpengaruh terhadap pemberitaan peristiwa itu.

Dalam teori Hirarki Pengaruh Isi Media, Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese menyampaikan bahwa isi dari pemberitaan suatu media dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Hal ini dibagi menjadi beberapa level pengaruh terhadap isi pemberitaan media. Pertama adalah pengaruh dari individu pekerja. Kedua, pengaruh dari rutinitas media. Ketiga, pengaruh dari organisasi media. Keempat, pengaruh dari luar media. Kelima, pengaruh ideologi.

Maksud dari teori ini adalah bahwa isi pesan media yang disampaikan kepada khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal organisasi media dan eksternal media itu sendiri. Pengaruh internal terhadap konten media sebenarnya berhubungan dengan kepentingan pemilik media, individu wartawan sebagai pencari berita dan rutinitas organisasi media. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi konten media adalah pengiklan, pemerintah, masyarakat dan faktor eksternal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun