Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Propaganda Anti Islam dan Komunis

16 Oktober 2017   05:09 Diperbarui: 16 Oktober 2017   08:18 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Proses demokratisasi di negeri ini terus mengalami ujian yang begitu berat. Setelah isu SARA terus digulirkan oleh pihak-pihak yang tak senang dengan pemerintahan Jokowi-JK, maka pada saat ini isu-isu kebencian semakin melebar luas. Isu kafir dan komunis terus dikembangkan guna Jokowi tak terpilih kembali menjadi Presiden pada tahun 2019 nanti.

Sejak pemilihan gubernur DKI Jakarta di tahun 2011 Jokowi menjadi sasaran dari isu-isu kebencian. Berbagai tudingan ditujukan kepadanya, entah agamanya Kristen, anak komunis dan masih banyak isu-isu kebencian lainnya yang disebar luaskan oleh para lawan politiknya. Namun, Jokowi berhasil melewati itu semua dengan terpilihnya dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun menjadi Presiden di tahun 2014 yang lalu. Sampai dengan saat ini, menjelang Pilpres di tahun 2019 nanti Jokowi masih menjadi sasaran dari isu-isu kebencian yang berbau SARA.

Upaya-upaya agar informasi-informasi mengenai hal-hal yang berbau negatif tentang Jokowi merupakan bagian dari propaganda. Propaganda sendiri berasal dari bahasa latin, yakni Propagare yang artinya adalah mengembangkan atau memekarkan. Tujuan dari propaganda adalah menanamkan pengaruh tertentu pada pemikiran seseorang dan dengan begitu orang tersebut tergerak perasaan dan pemikirannya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh orang atau kelompok yang melakukan propaganda. Karena itulah propaganda dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang.

Menurut Dan Nimmo, propaganda merupakan komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan dalam suatu organisasi.

Bapak Ilmu Komunikasi Harold D. Lasswell menerangkan propaganda sebagai teknik untuk mempengaruhi perilaku manusia dengan memanipulasi representasi. Representasi tersebut dapat berbentuk percakapan, tulisan, gambar atau musik.

Dalam jurnal "Propaganda dan Ilmu Komunikasi" yang ditulis oleh Moeryanto Ginting Munthe, dijelaskan bahwa Harold D. Lasswell menerangkan tentang tujuan-tujuan dari propaganda; Pertama, untuk menumbuhkan kebencian kepada musuh. Kedua, untuk melestarikan persahabatan sekutu. Ketiga, untuk melestarikan persahabatan, dan jika mungkin, untuk menjalin kerja sama dengan pihak-pihak netral. Keempat, untuk menghancurkan semangat musuh.

Elemen-elemen dalam propaganda menurut R.A. Santoso Sastropoetro berjumlah tujuh elemen. Pertama, adanya komunikator yang menyampaikan informasi dengan isi dan tujuan tertentu. Kedua, adanya komunikan atau orang yang menerima informasi yang diharapkan menerima pesan dan selanjutnya melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan komunikator. Ketiga, adanya kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak dicapai. Keempat, adanya pesan tertentu yang telah dirumuskan untuk mencapai tujuan secara efektif. Kelima, adanya sarana atau medium. Keenam, adanya teknik yang selektif. Ketujuh, adanya kondisi dan sitausi yang memungkinkan dilakukannya propaganda.

Dalam propaganda tak ada hubungan yang interaktif antara komunikator dengan komunikan. Hubungan keduanya bersifat impersonal atau nonformal yang menyebabkan terjadinya tidak adanya tanggung jawab dari si komunikator kepada komunikan terkait dengan informasi yang disampaikannya.

Propaganda dapat dilakukan kapan saja tak terbatas waktu. Baik dalam keadaan perang ataupun damai, baik dalam keadaan tenang ataupun genting, atau dalam keadaan biasa-biasa saja propaganda dapat tetap dilakukan. Namun propaganda akan lebih efektif dan cepat mempengaruhi pikiran manusia pada saat terjadinya konflik antar dua kelompok yang bersebrangan. Dalam keadaan seperti itu sangat tepat untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak sendiri, mengupayakan untuk memperoleh dukungan dari pihak ketiga dan pihak netral untuk mencapai suatu tujuan dari sebuah propaganda yang disampakan.

Hal yang paling penting dari sebuah propaganda adalah menyampaikannya memalui media massa. Kelebihan media massa dalam menyampaikan informasinya secara massif kepada khalayak luas adalah pertimbangan utamanya. Terlebih setelah kemajuan dunia teknologi informasi, hal ini makin memudahkan masyarakat luas menerima dan menyebar luaskan informasi-informasi yang diterima. Hal ini akan memudahkan pihak-pihak yang membuat propaganda agar pesannya dapat mudah diterima dan disebarluaskan apabila propagandanya dikemas dalam sebuah media.

Propaganda acap kali diartikan sebagai sebuah tindakan yang buruk. Kegiatan-kegiatan yang berbau propaganda selalu bermuatan politik. Propaganda biasa dilakukan untuk merebut atau mempertahankan sebuah kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun