Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Popularitas dan Citra Politik Capres 2019

6 Oktober 2017   05:15 Diperbarui: 6 Oktober 2017   05:31 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Presiden untuk periode selanjutnya masih dua tahun lagi. Namun, nuansa persaingan antar bakal calon sudah mulai terasai dari sekarang. Presiden Joko Widodo masih memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat kembali terpilih menjadi presiden pada tahun 2019 nanti. Sudah ada beberapa partai dalam koalisi pemerintahannya pada saat ini yang siap mendukungnya pada Pemilihan Presiden yang akan datang. Hanya saja, partai utama yang mengusungnya, yakni PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) belum menentukan arah dukungannya. Apakah kembali menjagokan Jokowi atau malah memunculkan calon baru di tahun 2019 nanti.

Pesaing kuat Jokowi diprediksi masih akan tetap sama, yakni Prabowo Subianto. Peluang Ketua Umum Partai Gerindra ini tampaknya masih memiliki keinginan untuk menduduki kursi presiden. Sejak tahun 2009 Prabowo kerap kali menemukan kegagalan dalam perjalanannya menuju istana. Di tahun 2009 dirinya gagal menjabat sebagai Wakil Presiden setelah langkahnya kalah oleh pasangan SBY-Boediono. Kala itu, mantan politisi Partai Golkar berpasangan dengan Megawati. Pada periode selanjutnya, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Radjasa (Ketua Umum PAN) kembali gagal menduduki kuris RI 1 lantaran kalah oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dua kali gagal maju sebagai calon wakil presiden dan calon presiden tak membuat kiprah politiknya mengendur. Mantan menantu penguasa Orde Baru ini masih saja digadang-gadang sebagai Capres oleh para kader partainya.

Peluang Prabowo terbilang terbuka setelah pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta partai politiknya berhasil mengalahkan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saeful. Partai Gerindra dan PKS yang menjadi motor utama pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berhasil mengalahkan Ahok-Djarot dengan angka yang cukup mencolok. Hasil ini makin membuat Prabowo bersama Gerindra dan PKS semakin percaya diri dalam menghadapi Pemilu dan Pilpres di tahun 2019 nanti.

Selain kedua nama di atas, yang cukup kuat untuk dijagokan juga adalah munculnya nama Gatot Nurmantyo sebagai calon presiden atau calon wakil presiden. Jenderal yang kini masih aktif sebagai Panglima TNI berhasil mendongkrakkan namanya dalam peta persaingan orang tertinggi di negeri ini. Nama Gatot mulai digadang-gadang menjadi calon presiden atau calon wakil presiden adalah setelah rentetan aksi bela Islam berlangsung. Kepemimpinannya dalam menginstruksikan satuannya dalam pengamanan aksi bela Islam menuai simpatik dari kalangan umat muslim. Di tengah renggangnya hubungan pemerintah dengan Ormas-ormas Islam yang kerap kali melakukan aksi demonstrasi, nama Gatot Nurmantyo dianggap layak menjabat sebagai presiden ataupun wakil presiden oleh Ormas tersebut.

Mencuatnya nama Gatot Nurmantyo sebagai kandidat calon presiden ataupun calon wakil presiden tak lepas dari kepemimpinannya dalam mengamankan aksi bela Islam yang berlangsung secara berkelanjutan. Gatot Nurmantyo pun meramaikan orang-orang dari kemiliteran yang berhasrat untuk menjadi pemimpin tertinggi di negeri ini. Sebelumnya sudah ada nama seperti Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo yang kerap kali meramaikan bursa Capres dan Cawapres dari kalangan Militer. Bedanya, ketiga Jenderal tersebut sudah memiliki kendaraan politik. Wiranto dengan Partai Hanura, SBY dengan Partai Demokrat dan Prabowo dengan Partai Gerindra. Masih aktifnya Gatot Nurmantyo di Militer membuatnya sulit untuk terjun langsung dalam berkiprah di partai politik.

Momentum aksi bela Islam tampaknya sebagai langkah utama Panglima dalam memperkenalkan dirinya di kalangan masyarakat.

Dalam sistem demokrasi popularitas seseorang yang hendak menjadi pemimpin sangatlah dibutuhkan. Terlebih jika tokoh tersebut belum memiliki kendaraan politiknya sendiri, berupa partai politik. Seideal apapun tokohnya jika tidak memiliki popularitas yang baik di masyarakat akan percuma.

Dalam konteks politik publisitas merupakan segala informasi atau tindakan yang membawa seorang individu dikenal publik melalui kegiatan-kegiatan untuk mengenalkan seorang individu kepada masyarakat melalui media massa. Secara lebih jauh publisitas dapat diartikan segala kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan bernilai berita yang dilakukan oleh seseorang, organisasi ataupun perusahaan sehingga menarik perhatian media massa agar dapat mencapai suatu tujuan tertentu. Pada umumnya tujuan tersebut adalah tercapainya popularitas.

Ada empat macam publisitas. Pertama, adalah pure publicity yakni publisitas yang memanfaatkan kejadian biasa. Kedua, adalah free ride publicity yakni publisitas yang memanfaatkan pihak ketiga. Ketiga, adalah tie-in publicity yakni publisitas yang memanfaatkan kejadian luar biasa. Dan yang keempat adalah paid publicity yakni publisitas yang berupa membayar media untuk popularitas.

Secara khusus tujuan dari publisitas adalah untuk menaikkan popularitas lembaga atau kandidat politik. Semakin besar popularitas seseorang tidak memungkiri bahwa memudahkan dirinya untuk menyampaikan tujuan-tujuan politiknya. Selain itu publisitas juga bertujuan untuk memperoleh penghargaan, perhatian dan niat baik.

Selain popularitas, dalam politik pun membutuhkan citra politik. Citra secara sederhana dapat diartikan sebagai pandangan pihak luar terhadap kelompok atau individu tertentu. Citra biasa dapat terbentuk dalam benak seseorang melalui informasi yang diterima melalui media massa ataupun informasi-informasi yang diterima melalui media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun