Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Gendang Sahur yang Dirindukan

1 Mei 2021   17:47 Diperbarui: 1 Mei 2021   21:52 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membangunkan sahur (Sumber: manado.tribunnews.com)

Rata-rata pemain gendang sahur membuka pendapatannya untuk disumbangkan ke masjid atau ke panti asuhan. Sebuah nilai dari bersedekah yang luar biasa. Dan, lima puluh persen lainnya dibagi-bagi ke setiap personil yang terlibat dalam proses membangunkan warga gendang dahur.

Di Maluku Utara, gendang sahur adalah pelengkap di bulan Ramadan, selain berburu takzil, tadarusan hingga ngabuburit. Gendang sahur memiliki tempat tersendiri dan sudah sejak lama menghiasi Ramadhan di Maluku Utara.

Di Indonesia, membangunkan sahur memiliki keunikan tersendiri. Setiap daerah memiliki keunikan dan warna yang berbeda. Ada yang membangunkan sahur lewat toa masjid, ada pula yang membangunkan sahur berkeliling kampung dan juga yang memutar lagu sembari membawa sound system.

Pun dengan di Maluku Utara, gendang sahur adalah bagian dari kultur kebudayaan, gengsi, skill hingga sampai ke komersil.

Dalam ranah kebudayaan ditampilkan berbagai unsur, walau banyak menggunakan alat musik modern tetapi lagu-lagu yang dimainkan ialah lagu qasidah tradisional. 

Lagu-lagu qasidah yang berbahasa lokal utamanya suku-suku besar seperti Ternate, Tidore, Makian, Tobelo dan Galela. Lagu-lagu ini mengandung banyak makna, yakni tentang kehidupan dan agama.

Di ranah gengsi pun juga terjadi. Banyak pemain-pemain band bersaing dengan pemain amatiran. Kualitas sound system hingga skill para pemain yang "dipertaruhkan". Sebab ada penilaian yang kadang mengikuti seperti "ah permainan mereka kurang greget. Ah sound mereka kurang bagus dan lain-lain". 

Pun dengan gengsi yang kadang tercipta. Banyak pemain gendang sahur berasal dari berbagai kelurahan sehingga nama yang terbawa ialah nama kelurahan. Jadi, setiap kali keluar untuk melakukan gendang sahur ada puluhan masyarakat yang ikut serta.

Maka dari semua ini lahir kata kesempurnaan yang sangat dibutuhkan. Kesalahan sekecil apapun diminimalisir agar yang mendegarkan ikut bahagia.

Di ranah materi, gendang sahur adalah bagian dari mencari pundi rupiah, namun tidak pernah dipatok besarannya  Tergantung pemberian tuan rumah, dari puluhan ribu hingga ratusan ribu. Besaran ini juga kadang tergantung pada siapa dan rumah siapa yang dituju. Biasanya para pejabat dan tokoh publik.

Gendang Sahur yang dirindukan/Jalahanuse.com
Gendang Sahur yang dirindukan/Jalahanuse.com
Seperti yang disinggung di atas, pengahasilan ini kemudian dibuka untuk amal dan dibagi ke pemain. Ada berbagai alasan juga, lewat gendang sahur ada pula yang murni melakukan penggalanggan dana khususnya pembangunan masjid. Artinya hasil dari kegiatan membangunkan sahur murni diserahkan ke panitia pembangunan masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun