Di balik anjungan, Roland nampak fokus memegang kemudi. Kapal Pole and Line yang ia kemudikan melaju dengan kecepatan 10 knot. Memecah ombah di selat Tanjung Gorango. Selat yang sudah ia kuasai tanpa perlu melihat jarum kompas yang menempel di samping kemudi.
Di singgasananya ini, Roland berharap agar tangkapan esok pagi bisa menutupi biaya yang mereka keluarkan. Apalagi, sudah sebulan mereka tidak melaut karena permasalahan pada kapal.Â
Mesin Diesel sempat mengalami kerusakan. Sehingga mereka harus menepi untuk sementara waktu dan melakukan perbaikan. Tentu dengan mengeluarkan biaya yang tak sedikit.
Roland berasal dari Kota Manado, Sulawesi Utara. Ia sudah menjadi kapten kapal pole and line sekira 5 tahun setelah ia lulus dalam ujian klasifikasi kapten untuk kapal tertentu. Ia merantau ke Kabupaten Halmahera Selata 7 Tahun silam tepatnya, tahun 2010.
Bagi Roland, menjadi kapten bukanlah cita-cita ia sesungguhnya. Pria 35 Tahun ini ingin menjadi pemain sepakbola profesional hingga akhir karirnya. Namun karena cedera menghantui, ia mau tak mau melepaskan impiannya dan banting setir menjadi nelayan.
***
Impian Roland di bagikan oleh sang bendahara kapal, Frans, ketika kami memancing di belakang kapal untuk lauk makan malam. Ia menuturkan, sang kapten dulunya ialah pemain sepak bola profesional di Manado yakni Persatuan Sepakbola Manado atau Persma FC.
Ya, klub sepak bola tanah air yang juga terkenal pada masa 90-an dan awal 2000-an. Pemain-pemain seperti Rodrigo Araya dan Firman Utina pernah memperkuat Persma bahkan pelatih sekaliber Benny Dolo juga pernah menukangi keseblasan ini.
Pada periode 2000-an ketika format liga masih menggunakan wilayah timur dan barat, Persma selalu menjadi lawan tangguh bagi Persiter (Persatuan Sepakbola Ternate) bahkan hingga persipura. Saya sendiri, sering loncat pagar stadion hanya untuk melihat keseblasan yang bertanding di Markas Persiter.Â
"Kapten itu mantan pemain Persma. Dulu beliau hebat sekali. Pemain sayap yang sulit di jaga.," Ujar Frans
Tubuhnya yang kecil membuat pergerakannya sulit dijaga. Bahkan kata Frans saat itu sang kapten menjadi pemain muda potensial yang diyakini dapat menjadi pemain yang bersinar suatu kelak.