Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Balik Kesulitan ada Peluang, Wahai Indonesia Sekarang Saatnya

18 Agustus 2020   17:44 Diperbarui: 18 Agustus 2020   18:30 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemik covid-19 telah menyebabkan semua negara kalang kabut, mau menyelamatkan warga negaranya atau ekonominya. 

Di sisi kesehatan, Negara-negara barat sana berlomba-lomba menciptakan vaksin, Cina masuk tahap uji coba klinis ke manusia dimana Indonesia masuk sebagai partisipan, US yang masih optimis melakukan uji-uji, Bill Gates dengan foundation-nya juga ambil peluang dan Rusia yang sudah mengklaim menemukan anti virus yang siap di produksi masal. 

Indonesia sebenarnya sempat bersaing, lewat kalung korona nya, sayang tak semua orang Indonesia suka pakai kalung, hehehe.

Di sisi ekonomi, adanya pandemic  membuat negara-negara di dunia kalang kabut. Resesi menghantui. Resesi sebagai representasi penurunan PDB atau konstraksi karena andil sektor riil mengalami pertumbuhan negatif.

Semua negara di dunia angkat suara lewat laporan-laporan pertumbuhan ekonomi yang minus. Singapura bahkan tertatih-tatih karena sudah berada di bibir resesi dengan konstraksi sebesar 42.9% yang dikawatirkan terjadi depresi ekonomi . Negara Asean lain juga demikian,  Thailand Kuartal I (2.2%) dengan proyeksi kuartal II (-2.2%), Malaysia (-17,1) dan Filipina pada kuartal II (-15.5%).

Pun demikian dengan negara-negara lain, pada kuartal II negara-negara adidaya, maju dan fondasi ekonominya kuat dengan suara serak mengumumkan resesi. Artinya gairah perdagangan dunia sedang loyo, lesuh.

Indonesia sendiri sudah resesi pada kuartal II, Walaupun secara global tataran negara G-20 menurut CNBC PDB Indonesia menempati urutan ketiga di bawah Cina dan Korea selatan. Tetapi, kita tak boleh terlena, sebab salah sedikit saja bisa terpleset ke jurang depresi. 

Sehingga berbagai kebijakan dan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi harus semakin di genjot. Belakangan, stategi Indonesia mulai digalakan. 

Strategi itu antara lain, Indonesia mulai membuka parawisata domestik walaupun parawisata asing ditunda lagi. Pemberian BLT pada UKM sebesar 2.4 juta, pekerja dibawah 5 juta atau pekerja swata diberi insentif  600 hingga subsidi pulsa di bidang pendidikan yang masih diwacanakan dan beberapa kebijakan baik fiskal maupun moneter.

Semua itu dilakukan untuk merangsang agar ekonomi kembali bergairah, daya beli, konsumsi, aliran uang dll agar kuartal III nanti bisa tumbuh positif sesuai prediksi para pakar.

Lantas tepatkah dalam merangsang ekonomi? sebuah pertanyaan sulit karena butuh peramalan dampak dari kebijakan-kebijakan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun