" Saya ingin memberikan informasi-informasi nasional yang menjadi catatan negatif disana. Dimana konsumsi nasional masih menjadi kendala. Selain itu, juga bagian dari merawat pikir dan menempah skil dalam dunia jurnalistik," ujarnya secara rasional.
" Bukan karena mau dekat Pilkada kan,"? Candaku.." Oh nggak lah bang,". Bantahnya.
Saya kemudian menjelaskan mekanismenya dari awal hingga akhir. Tentang bagimana membangun situs, tema, ideologi, membangun perusahaan yang menanungi, mendaftarkan perusahaan ke Kemenkumham agar perusahaan di akui dan punya nomor AHU, menjelaskan tata cara perekrutan wartawan hingga bagian dari pers.
Pertanyaan dan jawaban saya lontarkan secara gamblang. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi stikma bahwa pembentukan media hanya untuk kepentingan politik. Aplagi, jika tidak sesuai mekanisme. Misalnya, hanya membangun situs tanoa melengkapi semua persyaratan menjadi perusahaan media.
Fenomena lahirnya media pada momentum pilkada sudah menjadi hal lumrah. Bahkan, saya punya pengalaman di Tahun 2017 silam.Â
Saat itu, 5 orang kawan memutuskan mendirikan media online. Mereka punya pengalaman sebagai wartawan sebelum rehat dan melanjutkan kuliah. Sudah lulus UKW.
Setalah situs dibangun, mereka launcing. Sederhana, hanya menyebarkan informasi ke platrom media sosial. Tak berselang lama, efuoria memiliki media online menjadi euforia sakit hati. Ini lantaran kritik dan tuduhan dilayangkan pada mereka.Â
" wah medianya kandidat si A ya,"
" Pasti media framing kandidat A,"
Kritik itu dilayangkan karena nama media persis sama dengan nama singkatan salah satu kandidat yang dinyatakan lolos KPU. Alhasil, mereka total merubah nama. Sungguh aneh pikir saat itu, kok sama. Padahal, niatannya tak sama sekali untuk politik atau menggunakannya untuk kepentingan segelintir elit politikus.
Perubahan nama dilakukan, namun tetap belum di launcing. dua orang kawan memutuskan balik dan mengurus legalitas hukum perusahaan mulai dari Akta, Siup, TDP, Pajak dll. Dan, hingga sekarang media ini masih eksis yang fokus pada kasus korupsi, pendidikan, literasi dan menampung karya baik puisi, cerpen dan tulisan apapun dari anak SD hingga Mahasiswa. Sekarang sedang fokus melakukan pendaftaran ke Dewan Pers.