Saya berasal dari Maluku Utara. Negeri para Raja (jazirah al mulk) dengan 4 (empat) ke Kesultan, Ternate, Bacan, Tidore dan Jailolo. Tempat dengan beragam suku, Makian, Tobelo, Ternate, Tidore, dan Sanana. Negeri Rempah-Rempah dengan Sejarah awal mula penjajahan di Indonesia. Karena datangnya belanda dengan VOC nya berburuh cengkih dan pala.
Menulis  di kompasiana sebenarnya tidak terlintas sama sekali, apalagi mengetahui nama Kompasiana. (akibat kurang update).Maklum saja, ketimpangan informasi bagi kami di wilayah timur sangat tertinggal. Bahkan berita-berita yang sudah kadaluarsa saja masih menjadi headline. Â
Walaupun minat literasi di wilayah timur begitu sangat tinggi, tetapi seringkali tidak ada wadah tepat untuk menampung tulisan-tulisan beken. Sehingga tulisan-tulisan tidak banyak berkembang dan hanya menjadi koleksi di lapto-laptop pribadi. Kadang sesekali di tempatkan di laman-laman Facebook.
Sebenarnya banyak hal yang bisa di tulis. Tentang sejarah, tentang kehidupan, dan tentang alam. Banyak pula penulis dan penyair-penyair hebat lahir dan semangat mengenalkan Budaya Maluku Utara. Sebut saja " Dino Umahuk, Sofyan Daud" atau mungkin yang sering nonggol di harian Kompas Seperti Prof. Gufran Ali Ibrahim.
Kompasiana menjadi perkenalan pertama setelah perkenalan dengan salah satu kompasioner  bang " ahyar Ros". Kenal karena sering ngobrol dengan orang hebat ini di selah-selah kesibukannya. Selain sama-sama menimba ilmu di kampus yang sama, Institut Pertanian bogor (IPB) kami juga memiliki Kosan yang sama.
Perbincangan seputar menulis menjadi keseharian kami. Sebagai orang yang sebenarnya ingin sekali menulis, walaupun ada beberapa artikel yang terbit di media cetak. Tetapi, bagian seperti ini adalah kesempatan langka dan sekaligus spirit. Menggali ilmu menulis menjadi pemicu untuk kembali menulis.
Saya masih ingat betul kata-kata beliau, Menulislah, agar kamu punya sumbangsi terhadap negeri. Dan belajarlah dengan membaca tulisan-tulisan hebat seperti mereka yang tergabung dalam kompasiana". Inilah yang membuat saya tertarik mengenai kompasiana.
Saya mulai membuka laptop, dan mencari kata Kompasiana. Dan well, sungguh tepat apa yang dikatakannya. Banyak penulis-penulis dengan tulisan yang sangat menarik. Semalaman penuh saya menghabiskan waktu dengan membaca setiap artikel di K. Sebelum, memutuskan malam itu juga membuat akun kompasiana dan mengeluarkan artikel pertama dengan judul " berwisata di atas laut" pada tanggal 17 September 2017.
Betapa bahagianya ketika artikel pertama mendapat pembaca 300 orang, dengan penghargaan Higlight. Ukuran 300 pembaca menjadi prestasi yang bagi saya sangat luar biasa. Karena nulis di Facebook aja tidak sampai sebanyak ini.
Mengenal kompasiana membuat gairah menulis menjadi makin tinggi. Dari sini pulah saya menemukan kembali semangat yang hampir punah empat tahun lamanya. Maklum karena saya sempat kehilangan kepercayaan diri untuk menulis. Bahkan untuk menulis saja tidak pernah terpikirkan. Padahal, begitu besar niat menulis dan ide-ide yang terlibat dalam pergolakan sangat tinggi .
Dengan semangat yang sama, saya menerbitkan Artikel kedua saya dengan judul " Berkunjung Ke morotai" dan masih tetap higlight dengan jumlah pembaca 537. Sesuatu yang menbas keraguan untuk tetep menulis. Lewat dasar artikel ini, saya mulai melakukan sedikit pemasaran kecil tentang kompasiana kepada kolega. Benar saja sangat antusias dengan informasi yang saya berikan.