Polemik yang sering nampak pada setiap tahun di Dunia Pendidikan khususnya mengenai Pengayaan Persiapan Akhir Ujian dan Penerimaan Siswa Baru bagi saya merupakan fakta menyedihkan.
Saya semakin tidak mengerti dengan Sistem Pendidikan dari tahun ke tahun khususnya mengenai Pengayaan Persiapan Ujian Akhir dari tingkat dasar sampai tingkat atas dan Penerimaan Siswa Baru.
Dalam hal Pengayaan persiapan Ujian Akhir yang saya lihat selama ini,siswa digenjot dengan begitu banyak materi dengan waktu yang sangat panjang di tiap harinya.
Yang menjadi pertanyaan saya, bukankah tujuan dari Pengayaan itu sendiri adalah untuk "Mematangkan/Mengigatkan/Menambah materi yang kurang di Tingkat sebelumnya yang siswa/peserta didik pernah melaluinya dan dinyatakan berhasil ? Akan tetapi, menurut pengamatan saya mereka bukan sekedar diingatkan ataupun ditambahkan melainkan, mereka justru seakan kembali belajar penuh materi2 yang notabene sudah dinyatakan berhasil pada tingkat sebelumnya. Hal itulah yang menyebabkan proses pengayaan membutuhkan durasi yang sangat panjang, dimana hal tersebut tentu saja akan sangat melelahkan dan membuat para siswa kewalahan.
Tidak hanya itu saja Pengayaan itu membutuhkan materi, sehingga orang tua pun ikut kewalahan. Bagaimana tidak, Pengayaan secara otomatis ada iuran/biaya Pengayaan atau apalah sebutannya, ditambah dengan uang saku dari siswa itu sendiri haruslah ditambah, karena waktu mereka disekolahpun bertambah.
Yang menjadi pertanyaan saya berikutnya, jika mereka kembali belajar dari awal, apalah gunanya waktu, tenaga, uang yang terbuang di tingkat2 sebelumnya ?
Bukankah Pengayaan itu tidak harus memakan waktu yang panjang, jika ditingkat2 sebelumnya mereka benar2 telah ditempa dengan materi yang cukup ?
Dan mengenai Tes Masuk untuk Penerimaan Siswa baru, sudah seharusnya dihapuskan. Bukankah mereka dari Jenjang Pendidikan sebelumnya telah dinyatakan lulus Ujian Akhir Nasional ? Jikalau demikian apa makna Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional ?
Dunia Pendidikan dalam hal ini sekolah adalah wadah untuk membentuk siswa menjadi lebih baik. Jika sekolah hanya memilih yang terbaik saja, dimana letak anak bangsa yang lainnya ? Apakah kita masih bisa melihat Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ?