Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penyesalan Allah dan Penyesalan Daud

16 Februari 2025   07:46 Diperbarui: 16 Februari 2025   07:46 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
King David in the Bible (Pixabay.com)

Kisah dalam 2 Samuel 24:1-17 menggambarkan keputusan Raja Daud untuk menghitung rakyat Israel, yang berujung pada penyesalan yang mendalam. 

Uniknya, bagian ini juga menampilkan aspek penyesalan Allah, yang menunjukkan sisi kasih dan pengampunan-Nya. 

Keputusan Daud dan Dampaknya

Daud memutuskan untuk melakukan sensus atas rakyat Israel, yang tampaknya didorong oleh keinginan untuk mengetahui kekuatan militernya. 

Tindakan ini menunjukkan kepercayaan diri yang berlebihan serta ketergantungan pada kekuatan manusia daripada kepada Allah. Akibatnya, tindakan ini dipandang sebagai dosa yang serius di hadapan Allah.

Setelah sensus selesai, hati nurani Daud menegurnya. Ia menyadari bahwa keputusannya tidak sejalan dengan kehendak Allah. Kesadaran ini menjadi awal dari pertobatan dan pengakuannya di hadapan Allah.

Pertobatan dan Doa Daud

Daud segera memohon pengampunan kepada Allah, mengakui bahwa ia telah bertindak bodoh dan berdosa. Ia berdoa dengan tulus, meminta belas kasihan agar bangsanya tidak menanggung akibat dari kesalahannya.

Dalam doanya, Daud tidak mencari alasan atau menyalahkan orang lain, tetapi ia mengakui kesalahannya dengan jujur. Ia meminta agar Allah menghukum dirinya saja, bukan rakyat yang tidak bersalah.

Bagian ini memperlihatkan sisi unik dari Allah yang "menyesal" atas tindakan-Nya. Setelah mengutus malaikat untuk membawa hukuman atas bangsa Israel, Allah melihat penderitaan umat-Nya dan memilih untuk menghentikan hukuman itu.

Makna Penyesalan Allah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun