Mohon tunggu...
Nur Widyaningrum
Nur Widyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hobi membaca dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Korean Wave: Bukan Lagi Soal Keuntungan, tetapi Pengaruhnya pada Kebudayaan Indonesia

29 Juni 2022   10:54 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:14 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Korean Wave: Bukan Lagi Soal Keuntungan, tetapi Pengaruhnya pada Kebudayaan Indonesia

Budaya Hallyu atau Korean Wave sudah ada di Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Peminat Korean wave meningkat setiap tahunnya dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan penggemar Korea paling banyak. Hampir semua kalangan masyarakat mengenal budaya Korea terutama remaja yang sangat mengandrungi budaya dari Negeri Ginseng tersebut. Hal ini yang menjadikannya tidak heran jika fans K-Pop ataupun K-Drama sangat mudah untuk ditemui. Kemunculan artis Korea dengan wajah yang rupawan, gaya fashion yang keren dan trendy, penampilan menarik, dan didukung dengan karya yang dikemas sesuai perkembangan teknologi bisa menjadi alasan mengapa artis Korea memiliki peminat yang cukup banyak.

Dengan maraknya budaya Hallyu yang berkembang di Indonesia dan banyaknya penggemar yang tersebar di seluruh Indonesia menjadikan banyak perusahaan Indonesia yang mencoba memanfaatkan hal ini untuk mengembangkan produk mereka. Salah satu contohnya adalah menggunakan artis Korea sebagai brand ambassador produk sebagai cara baru untuk mempromosikan suatu produk.

Sudah banyak perusahaan atau brand Indonesia yang menggaet artis Korea sebagai brand ambassador untuk promosi. Salah satu contohnya yang baru-baru ini ramai adalah NCT Dream yang menjadi brand ambassador untuk produk kecantikan. Perusahaan menjadikan artis Korea menjadi brand ambassador produk dengan tujuan untuk menarik perhatian penggemar artis tersebut agar membeli produk yang mereka tawarkan. Seperti yang sudah diketahui banyak orang bahwa penggemar artis Korea sudah tidak bisa dihitung jari dan mereka dikenal sangat loyal serta rela untuk mengeluarkan banyak uang demi mendukung artis tersebut sehingga tidak heran jika perusahaan di Indonesia mencoba memperoleh keuntungan dengan menjadikan artis Korea sebagai cara terbaru untuk mempromosikan produk yang mereka miliki.

Terlebih, jika dilihat kebelakang, sudah cukup banyak produk-produk entah produk kecantikan atau makanan laris di pasaran karena kekuatan K-Popers. Brand-brand yang menggaet artis Korea tidak hanya produk kecantikan tetapi juga produk makanan, e-commerce, aplikasi belajar dan yang terakhir adalah kemunculan artis Korea dalam festival Allobank. Meskipun antusiasme dari penggemar K-Pop sangat besar dan berdampak langsung pada penjualan produk, namun tidak bisa dipungkiri jika kemunculan artis K-Pop sebagai brand ambassador menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra tersebut tentunya memiliki alasan yang mendasari adanya tanggapan tersebut.

Yang pertama adalah penggunaan brand ambassador ini menjadikan pertanyaan seperti “Apakah tidak ada artis dari dalam negeri yang sesuai hingga menjadikan artis dari negara lain sebagai brand ambassador untuk produk di Indonesia?”. Dengan munculnya artis dari negara lain sebagai brand ambassador tentunya menjadikan masyarakat Indonesia meragukan artis dari negara sendiri. Apalagi seperti yang kita ketahui bahwa banyak artis Indonesia yang berbakat dan cocok untuk menjadi brand ambassador dari produk-produk itu sendiri. Dengan menjadikan artis lokal sebagai brand ambassador tentunya juga akan mengenalkan penggiat seni Indonesia.

Dengan penggunaan artis Korea sebagai BA akan menjadikan anak muda kurang memiliki minat dengan artis lokal itu sendiri. Jika ini terus berkelanjutan, maka tidak menutup kemungkinan jika artis Korea akan lebih laku di tanah air daripada artis Indonesia yang akan tenggelam.

Yang kedua, dengan munculnya artis K-Pop sebagai BA produk kosmetik atau skincare dirasa kurang tepat untuk masyarakat Indonesia dikarenakan artis Korea cenderung memiliki kulit yang putih sedangkan masyarakat Indonesia mayoritas memiliki kulit sawo matang. Ini dianggap sebagai manipulasi karena akan menyebabkan masyarakat tertarik membeli dengan harapan memiliki kulit seperti artis yang menjadi brand ambassador padahal kenyataannya belum tentu sesuai. Selain itu, standar kecantikan Indonesia yang awalnya kulit sawo matang yang bersih dan terawat akan tergeser dengan opini bahwa cantik atau ganteng seseorang dinilai dari kulit yang putih bening seperti artis Korea yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan standar kecantikan Indonesia itu sendiri. Ini tentunya akan berdampak pada pergeseran budaya Indonesia.

Pergeseran budaya ini sudah cukup terlihat di masyarakat terbukti dengan adanya beauty privilege yang menjadikan banyak remaja Indonesia berlomba-lomba untuk memiliki kulit yang putih agar dicap cantik. Standar kecantikan pun mulai berubah seiring berjalannya waktu. Banyak masyarakat yang mulai menjadikan kebudayaan Korea sebagai tolak ukur dalam menentukan fisik seseorang dinilai cantik atau tidak. Ini tentu saja merupakan suatu hal yang perlu dihindari. Dengan adanya pemikiran seperti ini, tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat Indonesia akan cenderung melakukan berbagai cara untuk bisa memenuhi standar kecantikan dari negara lain. Padahal standar kecantikan Indonesia tidak kalah cantik dengan perempuan dari negara lain. Ini akan melunturkan budaya Indonesia yang sudah ada sejak jaman dahulu.

Padahal pada masa dahulu, kecantikan seorang perempuan Indonesia adalah memiliki kulit sawo matang yang bersih dan terawat bukan kulit putih seperti yang didamba-dambakan oleh masyarakat sekarang yang pada akibatnya menjadikan remaja berbondong-bondong membeli produk kecantikan yang dirasa membantu. Bahkan, dengan adanya obsesi ini tidak jarang banyak perempuan yang menggunakan cara instan seperti skincare mengandung merkuri demi memiliki kulit impian untuk mendapatkan pengakuan cantik dari orang lain.

Pergeseran budaya ini akan mengikis kebudayaan Indonesia perlahan-lahan yang mana nantinya akan menjadikan Indonesia lupa dengan kebudayaan sendiri dan krisis kebudayaan digantikan dengan budaya Korea yang marak berkembang di Indonesia. Indonesia akan memiliki standar baru yang mungkin tidak cocok untuk diterapkan karena budaya Indonesia dan budaya luar memiliki karakteristiknya masing-masing. Sebagai seorang warga negara yang bijak, maka kita seharusnya menjunjung produk Indonesia dengan menggunakan artis dari negara sendiri. Dengan begitu, kebudayaan yang ada tidak akan pernah hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun