Mohon tunggu...
Nurul Wardah Salsabilah
Nurul Wardah Salsabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik UIN Alauddin Makassar

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Tradisi Unik Maulid Perahu di Desa Soreang Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

25 Oktober 2021   13:53 Diperbarui: 25 Oktober 2021   14:32 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin (15/10/2020) Maulid perahu adalah tradisi turun temurun yang dilakukan setiap tahun, pada saat perayaan hari kelahiran nabi Muhammad saw. Seiring tingkat penyebaran covid-19 menurun dan telah banyak dari warga Soreang yang telah vaksin. Warga tidak ragu dan tidak berpikir panjang lagi untuk menyelenggarakan maulid ini.

Pada perayaan maulid, perahu-perahu di alih fungsikan, warga menggunakan perahu sebagai wadah atau suatu objek yang dihias dengan berbagai barang. Perahu ini diletakkan di pekarangan rumah dan dihias dengan telur yang telah diberi pewarna, dengan kain, sarung, baju, seprei, cemilan-cemilan, bahkan ada juga peralatan dapur dan lain sebagainya. Sehingga perahu ini berbentuk menyerupai kapal pinisi.

Maulid perahu ini sangat ditunggu-tunggu oleh warga setempat. “Selain untuk memperingati kelahiran nabi, maulid perahu juga sebagai sarana untuk bersilaturahmi. Mengapa demikian, dikarenakan masyarakat berkelompok untuk menghias satu perahu, dan banyak juga dari desa-desa lain yang ingin menyaksikan, merayakan, dan memeriahkan maulid perahu ini” kata Muawanah.

Di desa Soreang Kabupaten Maros Sulawesi Selatan ini,” maulid perahu tidak di adakan serentak, tetapi masyarakat merayakannya secara bergiliran. Kalau hari ini di dekat masjid, besok atau lusa di lakukan di depan bengkel atau di rumah-rumah penduduk yang lain. Ini membuat warga yang belum menyelenggarakan atau yang telah menyelenggarakan maulid perahu, ikut meramaikan di lokasi yang sedang melaksanakan maulid. Ini juga yang membuat warga di Soreang sangat kental dengan kekeluargaannya” tambah Muawana lagi

Tradisi ini diawali dengan barazanji, ber shalawat, berzikir dan berdoa bersama. Ini dilakukan di dalam rumah. Setelah itu barulah masyarakat berkumpul mengelilingi perahu tersebut kemudian berlomba-lomba mengambil barang-barang maupun makanan yang ada di perahu tersebut.

“Berebut makanan dan barang saat maulid sangat seru, karna ini bukan hanya sekedar nilai barangnya melainkan nilai tradisinya” kata suryani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun