Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Gusti Allah Mboten Sare, Refleksi Ramadan Kala Pandemi

14 April 2021   21:16 Diperbarui: 14 April 2021   21:34 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waw, Ramadan tahun ini berasa de javu, yak. Eh, at least itu menurut pengamatan saya, sih. Saya tinggal di sebuah kompleks perumahan menengah di Kawasan Surabaya Timur. 

Sebelum pandemi, Ramadan di sini tuh selalu rameeee. Suasananya meriah. Dekat rumah ada Masjid Al-wahyu. Mulai jam 3 sore, udah banyak pedagang yang buka lapak. Jual aneka takjil dan menu untuk buka puasa. Orang-orang yang bejubel, pertanda udah nggak sabar, milih-milih mana aja nih yang mau disantap Ketika adzan Maghrib berkumandang. 

Tahun ini? Yeahh, gimana.... Corona belum sepenuhnya hengkang dari muka bumi. Jadilah, kami menjalani Ramadhan ini dengan apa yaa, agak kurang all out! Yaaa, tentu masih ada orang jual makanan. Tapii, bazaar khusus Ramadhan tidak buka di pelataran Masjid. 

Yang membedakan dari 2020: Ada tarawih berjamaah di Masjid! Ofkors, dengan segenap protocol Kesehatan yang harus ditaati. Seluruh jamaah WAJIB memakai Masker. Ketika mau masuk masjid, ada termometer digital + hand saitizer otomatis gitu lho. Jamaah juga berjarak. Enggak rapat. 

Apapun itu, Alhamdulillah alaa kulli haal. 

Yang jelas, di bulan suci kali ini, tentu saja, kita kudu ambil pelajaran/ hikmah dari Ramadhan tahun lalu. Ramadan Saat Pandemi, kuylah Belajar dari Tahun Lalu

(1). Gusti Allah Mboten Sare

Alias Tuhan tidak tidur. Sejak pagebluk menyerang planet bumi, entah sudah berapa banyak manusia yang berkubang dalam keluh kesah dan beragam derita. Sering kita dengar si A di-PHK, si B harus mengalami pemotongan gaji + insentif, dll. Kabar duka juga terus merongrong, seolah tiada henti. Semua ini bermuara pada satu perasaan: TAKUT. 

Yap, mayoritas dari kita takut kena corona, takut mati, takut miskin. Takut kekurangan harta benda ini tentu saja sebuah hal yang manusiawi. Akan tetapi, kita kudu meyakini sebuah kredo "Tuhan tidak tidur". Pasti Tuhan senantiasa memberikan jatah rezeki kita, nggak perlu khawatir tentang itu. Yang penting optimis, selalu berupaya yang terbaik, doa dan tawakkal, itu aja! 

Kredo "Tuhan tidak tidur" juga berimplikasi pada hal selanjutnya. Bahwa, Tuhan akan mencatat SEMUA amal kebaikan yang kita lakoni. Tentu kita sering menyimak ayat al-Qur'an, ataupun Hadits Nabi, bahwa pahala kebaikan di bulan Ramadan itu berlipat ganda. Bahkan, kita diberi peluang untuk bebas dari api neraka! 

Nah! Mengapa tidak kita optimalkan semangat ini, untuk terus beramal baik? Katakanlah, kita Cuma punya uang sedikit. Ya sudah, infaqkan di jalan yang Allah ridhoi. Bisa dengan menyedekahkan paket buka puasa. Atau cemplungkan duit di kotak amal di Masjid. Lakoni ini secara kontinyu. Ingatlah, Gusti Allah Mboten Sare!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun