Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Geluti Bisnis Pelancar ASI, karena Dulu Sempat Mengalami Susah Mengasihi Bayi

7 Desember 2018   05:45 Diperbarui: 7 Desember 2018   06:57 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Li Partic

Owner ASI Booster Tea

Ketika seseorang berminat untuk berkiprah di ladang bisnis, pertanyaan yang paling hakiki adalah: Enaknya mau berbisnis apa ya?

Yak. Terkadang kita mengalami kebingungan tatkala akan memilih jenis bisnis/ usaha yang bakal ditekuni. Apakah kita betul-betul passionate dan punya ketertarikan kuat akan jenis usaha itu? Ataukah kita hanya sekedar ikut trend? Jangan-jangan, ketika trend itu sudah berakhir, maka bisnis kita juga ikut-ikut bubar jalan?

Kami bertandang ke workshop milik Li Partic yang berlokasi di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Ibu dua anak ini menggeluti bisnis teh suplemen pelancar ASI. Li berkisah, bahwa awalnya, ia berkiprah di bisnis suplemen ini, lantaran mengalami kesulitan dalam memberikan ASI bagi sang buah hati.

"Waktu anak pertama lahir, saya nyaris gagal memberikan ASI untuk dia. Karena waktu itu, ASI yang keluar sangat sedikit. Saya sudah coba minum beragam suplemen, baik yang direkomendasikan dokter, ataupun jamu-jamuan, termasuk beragam tips yaitu rajin menyusui bayi secara teratur, agar produksi ASI meningkat. Ternyata, meskipun semua itu sudah saya lakukan, tidak kunjung memberikan peningkatan signifikan pada produksi ASI," ujar Li membuka cerita.

Sampai suatu ketika, Li menjajal ramuan Madura dan Mediterania. Efek ramuan itu sungguh luar biasa, sehingga bisa menambah produksi ASI hanya dalam waktu beberapa jam.

"Menurut jurnal penelitian dan beragam literatur yang saya baca, bahan-bahan yang terkandung dalam ramuan Madura dan Mediterania bisa meningkatkan ASI hingga 900 persen, hanya dalam rentang waktu 24-72 jam saja. Karena saya sudah mencobanya, dan terbukti efektif meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI, maka mengapa tidak saya mengajak Ibu-ibu lain untuk menjajal suplemen ini?" lanjutnya.

Berbekal wawasan yang ia dapatkan dari jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya, Li pun memutuskan untuk serius menggarap bisnis suplemen ASI. Ia tidak mau, pengalaman sulitnya memberikan ASI terulang pada bunda-bunda lain. Mengusung brand ASI Booster Tea, Li gencar mengedukasi seputar khasiat teh pelancar ASI ini. "Teh ini rasanya tidak pahit. Karena kami tahu ibu-ibu yang sedang menyusui pasti nggak suka kalau harus minum jamu yang pahit."

Pada prinsipnya, bisnis ini diawali oleh semangat "menyelesaikan masalah social". Tidak sedikit kasus ibu-ibu yang mengalami kesulitan dalam memberikan ASI bagi sang buah hati. Setelah didera kebingungan, ketidaktahuan, serta resistensi mengonsumsi obat atau jamu tertentu, ibu-ibu ini tentu butuh solusi yang jitu. Muncullah Li Partic dan produk ASI Booster Tea, yang memang mengusung semangat sebagai solusi cespleng bagi ibu-ibu dengan problema ASI sedikit, mampet bin seret.

"Jangan sampai ibu-ibu ini berhenti berjuang memberikan ASI untuk sang buah hati. Karena kita juga kerap dijejali iklan-iklan susu formula yang demikian massif, sehingga banyak ibu yang berpikir, 'Ya sudahlah ASI-ku nggak keluar. Aku kasih susu formula saja lah buat bayiku, toh sama saja.' Padahal kita semua tahu bahwa ASI mengandung zat gizi luar biasa yang bermanfaat untuk buah hati, sekaligus meningkatkan bonding antara Ibu dan anak. Manfaat ASI ini tidak bisa digantikan oleh susu formula. Tantangannya adalah, kita cari, temukan, dan berikan suplemen yang enak sekaligus efektif melancarkan produksi ASI. Seluruh keluarga harus bareng-bareng memberikan support, jangan sampai istri pro-ASI, tapi suami kurang mendukung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun