Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tirta Selo Aji "Air Menyatukan Kita", Merti Desa "Zaman Now!"

20 November 2017   03:14 Diperbarui: 20 November 2017   03:56 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merti Desa yang acap kali diselenggarakan di desa-desa, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kegiatan yang bertujuan untuk merawat kelestarian budaya, seni dan lingkungan di desa.  Mulai dari kegiatan pentas-pentas seni lokal, kegiatan lomba untuk anak-anak dan remaja, bahkan sampai kegiatan bersih desa. Perhelatan ini telah menjadi 'pesta' rakyat di desa, di mana seluruh unsur baik personal maupun institusional desa terlibat untuk merayakannya. Pola penyelenggaraan kegiatan-kegiatannya nampak seperti tempelan mozaik yang tidak menarik benang merah tema tertentu.

Nah, bagaimana dengan Merti Desa Dlingo: Tirto Selo Aji "Air Menyatukan Kita"? 

Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang selama ini melakukan kegiatan Merti Desa tiap tahun secara konvensional, kini membuat sebuah terobosan baru (breaktrough). Sebuah kegiatan Merti Desa yang mempunyai nilai kekinian, yang --generasi milenial sekarang menyebutnya--  'jaman now'. Apa itu?

Desa Dlingo telah dikaruniai Tuhan dengan adanya tujuh (7) sumber air/tuk. Sumber air ini telah memberikan sarana kehidupan pada masyarakat Desa Dlingo sejak jaman dulu kala. Seperti kita ketahui bahwa air adalah unsur yang sangat vital dalam kehidupan alam, baik manusia, tumbuhan maupun hewan. Tubuh manusia sendiri 70% tersusun dari unsur air. Dan praktis air menjadi unsur yang sangat krusial dalam kehidupan alam. Maka kegiatan Merti Desa Dlingo: "Air Menyatukan Kita" merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan nikmat air yang telah diberikan kepada masyarakat Desa Dlingo. Kegiatan ini pula merupakan respons kreatif warga masyarakat Dlingo dalam mensikapi situasi dan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya yang beragam dan sangat rentan timbulnya pergesekan sosial.

Kegiatan ini tidak hanya menampilkan seni tradisi yang ada di Desa Dlingo, melainkan memberikan ruang adanya seni modern, baik musik maupun tari untuk 'unjuk gigi' dalam merayakan perhelatan tahunan desa.

Dokpri
Dokpri
Merti Desa ini diadakan pada tanggal 24 November 2017 di Lapangan Desa Dlingo Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa rangkaian kegiatannya di antaranya adalah:
  1. Pameran (Expo) Produk Unggulan Dusun.Pameran ini merupakan ajang perlombaan produk unggulan dari setiap Dusun di Desa Dlingo. Ini bertujuan untuk menstimulasi kualitas dan produktifitas warga dusun dalam memproduksi karya di masing-masing dusun, baik produk kerajinan, makanan lokal atau produk-produk lain.
  2. Upacara Adat Tradisi.Upacara ini berbentuk pisowanan para pamong dan tokoh masyarakat desa kepada Kepala Desa untuk menerima wejangan/sabda seorang pemimpin kepada para pamong khususnya dan warga desa pada umumnya. Dikemas secara adat Jawa dengan menggunakan perangkat, properti, maupun busana adat.
  3. Lomba Adat Tradisi & Busana Adat Jawa. Lomba ini merupakan ruang kompetisi di antara warga ataupun kelompok masyarakat dalam melaksanakan tradisi adat Jawa dan Busana Jawa. Diharapkan dengan lomba ini, rasa sense of belonging dari masyarakat akan budaya lokal lebih kuat.
  4. Pergelaran Tirto Selo Aji. Pergelaran ini merupakan rangkaian kolaborasi antar kelompok seni dengan Paskibraka, Marching Band, tarian kolosal anak-anak, dan konser NDX AKA (Hip-Hop Jawa). Pergelaran ini dimulai dengan pengambilan air dari masing-masing sumber air (7 sumber air), kemudian dengan 'ritual seni' dikumpulkan menjadi satu di dalam sebuah kendi untuk dilarung dengan prosesi seni di sungai Curug Lepo yang akan mengalir di Sungai Oya, dan bermuara di Laut Selatan.
    Kegiatan ini sama sekali bukan terkait dengan klenik atau hal yang berbau mistis. Melainkan melambangkan simbol-simbol rasa syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rejeki berupa 7 sumber air (tuk pitu). Dan rangkaian visualisasi simbol itu dengan kemasan seni. Selanjutnya ditutup dengan konser NDX-AKA sebagai visualisasi seni musik hip-hop modern bahasa Jawa yang merepresentasikan kolarborasi seni tradisi dengan musik modern.

Rangkaian ritual visualisasi seni Pergelaran Tirto Selo Aji memuat pesan moral, bahwa dengan adanya sumber air kita mesti bersyukur pada Allah, Tuhan semesta alam. Dan penyatuan air dari 7 sumber air merupakan gambaran semangat penyatuan terhadap keberagaman masyarakat di antara kita, dan tak perlu bergesekan atas adanya keberagaman. Diharapkan dengan simbolisasi rangkaian seni ini menginspirasi kita sebagai masyarakat desa khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk bersatu, menjalin persaudaraan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum.

Itulah Merti Desa Dlingo "Air Menyatukan Kita". Dengan pola seperti ini, maka kebudayaan bukanlah benda mati yang stagnan menyuntuki tradisi yang itu-itu saja, melainkan hidup dan dinamis mensikapi perkembangan zaman. Apalagi zaman now!

Semoga bermanfaat ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun