Mohon tunggu...
Nurul Hasanah
Nurul Hasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Perbankan Syariah

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen Gap pada Asset & Liability Management (ALMA)

5 Juni 2020   23:17 Diperbarui: 7 Juni 2020   11:59 2551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan: *Weight average cost/return

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,,,

Hai semua,, kali ini saya mau menjelaskan sedikit materi tentang Manajemen Gap yang pernah saya pelajari di mata kuliah Asset & Liability Management (ALMA). Nah jadi sebelum masuk ke materinya, saya mau memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Nurul Hasanah mahasiswi semester 6 Perbankan Syariah di Universitas Islam Negeri Mataram.

Seperti yang kita ketahui, perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Perbankan menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi antara pemilik dana yang tidak memiliki kemampuan dalam investasi atau bisnis dengan pihak pelaku usaha yang membutuhkan modal. Persaingan antara bank saat ini semakin tajam. Untuk menghadapi persaingan antara bank diperlukan keputusan yang tepat dan didukung oleh perencanaan yang baik. Salah satu perencanaan yang baik itu adalah mengusahakan pemakaian dana (asset) dan mengupayakan sumber dana (liability) untuk menjaga keseimbangan yang tidak merugikan bank. Yang berperan penting dalam melakukan perencanaan terhadap aset dan libilitas adalah Manajemen aktiva dan pasiva yang biasa disebut dengan Asset & Liability Management (ALMA).

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai manajemen gap, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu ALMA?. Jadi ALMA merupakan serangkaian tindakan dan prosedur yang dirancang untuk mengontrol posisi keuangan. ALMA juga dapat diartikan sebagai proses planning, organizing , dan controlling untuk aplikasi kebijakan dibidang permodalan (equity), pengumpulan dana (funding), penggunaan dana (assets). Pada dasarnya ALMA bertujuan untuk mengkombinasikan sumber dana dan penggunaan dana (asset dan liability) secara efektif dan efisien untuk mencapai laba atau keuntungan yang maksimal dan meminimalkan risiko. Salah satu fungsi dari ALMA adalah meminimalkan gap sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko.

Manajemen gap merupakan fungsi yang sangat penting yang terdapat pada Asset & Liability Management (ALMA), karena manajemen gap berfungsi untuk melakukan monitoring dan controlling pergerakan tingkat bunga yang sensitif. Menurut Riyadi, gap adalah perbedaan atau selisih antara aset yang sensitif terhadap suku bunga (rate sensitive asets/RSA) dengan kewajiban (liability) yang senstitif terhadap suku bunga (rate sensitive liabilities /RSL). Sedangkan menurut Adiwarman gap adalah selisih antara outstanding aset dengan liabilitas. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen gap adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan perbedaan antara aset yang sensitif terhadap suku bunga dengan kewajiban yang sensitif terhadap suku bunga.

Dalam neraca bank ada beberapa item yang peka terhadap perubahan tingkat bunga. Item-item tersebut berada di sisi aset dan libilitas, jika tidak dikelola dengan baik maka akan berpengaruh terhadap menurunnya tingkat net interest margin (NIM), yang diartikan sebagai selisih pendapatan bunga (interest income) dengan beban bunga (interest expense) dibagi dengan total aset produktif.

Menurut Imam Rusyamsi, mengukur manajemen gap dengan rumus:

NIM = Net Interest Income/Total Asset Produktif x 100%

Sedangkan posisi gap dapat dirumuskan dengan GAP = RSA-RSL. Dimana RSA adalah aktiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, contoh surat berharga pasar uang (SBPU), sertifikat Bank Indonesia (SBI), saham atau obligasi, Call money dll. Sedangkan RSL adalah pasiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, misalnya giro, DOC, tabungan, dll. Posisi gap bisa zero, positif, atau negatif. 

  • Posisi Zero Gap, terjadi apabila RSA= RSL. Zero gap menandakan rendahnya variabel risiko dalam menunjang pendapatan karena kuantitas aset sensitif terhadap suku bunga sama dengan kuantitas kewajiban sensitif terhadap sukubunga.
  • Posisi Positif Gap, terjadi apabila RSA> RSL. Pada posisi gap positif, aset sensitif terhadap suku bunga lebih besar daripada kewajiban sensitif terhadap suku bunga.
  • Posisi gap negatif, terjadi apabila RSA

Agar lebih mudah memahami rumus diatas, disini saya akan memberikan contoh. 

Diketahui data neraca bank ABC sebagai berikut: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun