Mohon tunggu...
Nurul Khotimah
Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/ Mahasiswa

Mahasiswa Interdisciplinary Islamic Studies dan Psikologi Pendidikan Islam di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Authoritative Parenting Style: Tepat diaplikasikan saat Pandemi?

23 Januari 2021   21:13 Diperbarui: 24 Januari 2021   06:23 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Ilustrasi Etsy 

Bagaimana perasaan anda jika negara yang sedang anda tinggali menjadi bangsa yang maju? kebanyakan orang akan merasakan bangga tentunya. Karena menjadi bangsa yang maju adalah sebuah cita-cita yang diidam-idamkan oleh setiap negara di dunia. Baik maju dari sektor ekonomi hingga sektor pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan adalah usaha yang sadar dan terencana dalam mewujudkan situasi belajar dan mengembangkan potensi diri untuk memperoleh spritual, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, keagamaan, ketrampilan untuk dirinya dan masyarakat nantinya. Pada pendidikan juga terdapat jalan untuk menentukan arah masa depan suatu bangsa. Sulit dibayangkan jika dalam suatu bangsa memiliki kegagalan dalam bidang pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan yang sangat penting seperti kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.  


Sangat disayangkan sejak mendekati akhir 2019, sektor pendidikan dinyatakan lumpuh karena kemunculan sebuah virus Corona Virus Disease 19 atau yang dikenal Covid 19.  Virus ini mulai menyerang Indonesia sejak tahun 2020 dan menyebar secara masif pada Maret 2020. Untuk memutus  penyebaran virus ini,  pemerintah mengambil keputusan untuk memberhentikan segala aktivitas di luar rumah, termasuk proses belajar di sekolah dan menggantinya dengan belajar di rumah (daring). Perubahan pembelajaran ini tentunya mempengaruhi pola interaksi siswa dan guru. Oleh sebab itu peran orang tua sangat dibutuhkan pada situasi seperti ini.


Kebijakan belajar secara daring, tanpa sengaja memberikan nilai positif  dengan memberikan banyak waktu antara anak dengan orang tua. Untuk, membangun interaksi secara dalam dan mengetahui aktifitas belajar anak selama di rumah. Di sisi lain, dengan belajar secara daring tidak lepas dari dampak negatif seperti ancaman putus sekolah, penurunan capaian belajar anak, keterbatasan akses internet, kurangnya bersosialisasi terhadap lingkungan dan beberapa dampak lainnya.


Dampak negatif inilah, yang dikhawatirkan dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, di saat pandemi sekarang ini peran orang tua sangat berpengaruh  dalam pembentukan karakter anak. Keterlibatan orang tua di dasari dengan penanaman value, sebelumnya  orang tua terlebih dahulu mengenali kepribadian anak, agar mempermudah orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak tersebut. Selain itu juga, orang tua harus menentukan jenis pola asuh yang akan digunakan. Seperti, Authoritative Parenting Style.

Mengenali  kepribadian anak
Bagi setiap orang tua memiliki gaya dan caranya sendiri dalam mengasuh anak. Karena orang tua memiliki hak dan kewajiban dalam menentukan pola  asuh, dengan dan bagaimana mereka mendidik anaknya. Terkadang orang tua belum memahami dampak  apa yang diperoleh dari pendidikan yang ia berikan. Apakah, sudah sesuai atau tidak. Bahkan tidak jarang, pola asuh yang salah mengakibatkan dampak buruk bagi karakter anak dan akan menjadi boomerang kepada orang tuanya sendiri.  Karena itu, dengan mengenali kepribadian anak maka, orang tua akan mudah menentukan pola asuh yang  tepat untuk anak.


Psyche embrasees all thought, feeling and behavior, concionous and unconcios. Memiliki arti, bahwa kepribadian adalah seluruh pemikiran, perasaan dan perilaku nyata baik yang disadari maupun yang tidak disadari (C.G Jung). Kepribadian merupakan ciri khas seseorang yang membedakan dari seorang individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu, kenalilah empat tipe kepribadian berikut  ini. Yaitu, kepribadian sanguinis, koleris, melankolis dan plegmatis.


1. Kepribadian  Sanguinis
Kepribadian sanguinis yang spontan, lincah dan periang. Kepribadian sanguinis dalam keluarga adalah anak yang disayangi oleh orang tua dan lingkungannya, karena selalu ingin menjadi pusat perhatian, maka, ia akan mempertahankan cara kekanakannya.


2. Kepribadian Koleris
Kepribadian koleris yang suka petualangan, persuasif dan percaya diri. Kepribadian koleris dapat berkembang dengan tantangan. Ia tidak patah semangat dengan kritikan orang lain dan ia juga tidak akan mundur dengan sesuatu yang tidak menarik baginya.


3. Kepribadian Melankolis
Kepribadian melankolis yang penuh pikiran, setia dan tekun. Kepribadian ketiga ini, sangat suka menyendiri. Ia memiliki sifat introvert walaupun ia tinggal dalam keluarga yang terbuka maka, itu tidak akan mengubah pola wataknya. Kepribadian ini memiliki potensi jenius. Jika, dimotivasi dengan benar maka akan melahirkan manusia yang luar biasa.


4. Kepribadian Plegmastis
Selanjutnya, kepribadian plegmatis yang ramah, sabar dan puas. Ia juga mempunyai emosi yang stabil dan memiliki keseimbangan. kepribadian ini tidak menyukai perhatian orang lain tertuju padanya, ia lebih suka melakukan sesuatu secara diam-diam.
Keempat tipologi ini tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Agar dapat digunakan untuk melihat tipologi kepribadian seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun