Mohon tunggu...
Cyber Muslimah
Cyber Muslimah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mother of two

Mother of two Photography enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Islam Menyelesaikan Kemiskinan

2 November 2017   23:35 Diperbarui: 2 November 2017   23:58 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jakarta-Pemerintah saat ini terus berupaya untuk mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan sosial melalui berbagai program prorakyat, baik berupa pendidikan dan kesehatan gratis, pembukaan kesempatan kerja baru, kemudahan perizinan usaha, redistribusi aset dan pendapatan. Namun disadari pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan semua persoalan bangsa sendiri.

Faktanya upaya pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan tidak akan pernah teralisasi. Ekonomi Indonesia pada saat ini di ambang kehancuran, pada semester pertama tahun 2017 banyak pertokoan yang tutup atau sepi karena daya beli masyarakat menurun dan banyaknya pertokoan tutup, otomatis banyak pengurangan karyawan dan bertambahlah orang miskin. Ekonom senior Faisal Basri memprediksi akan terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada November 2017 yaitu pelemahan mata uang rupiah hingga ke level Rp 14.000 per dolar Amerika, dan penurunan pertumbuhan ekonomi hingga level 4,9%.

Kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terjadi sebenarnya akibat kebijakan ekonomi yang bertumpu kepada sistem kapitalis yang tidak dibentuk dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan individu dan terpenuhinya kebutuhan masing-masing individu secara menyeluruh, melainkan terfokus pada barang-barang yang akan memenuhi kebutuhan mereka secara umum yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka secara kolektif, bukan secara individu, caranya adalah meningkatkan produksi dan pendapatan nasional  di suatu negara, dengan terpenuhinya pendapatan nasional akan terjadi distribusi pendapatan itu melalui kebebasan kepemilikan dan kebebasan bekerja bagi anggota masyarakat.

Pada sistem kapitalis tentu saja distribusi itu banyak mengalir hanya kepada para kapital yang memiliki banyak modal besar dan relasi Bisnis. Sedangkan masyarakat menengah dan bawah tidak bisa mendapatkan kesempatan itu.

Ini jelas keliru, dan tidak akan menghasilkan kemakmuran yang merata, ataupun kenaikan taraf hidup individu ( orang perorang) secara keseluruhan. Dan kekayaan hanya akan berputar pada para kapital ( pemilik modal).

Islam menyelesaikan masalah kemiskinan ini dengan tuntas, melarang kekayaan hanya beredar di antara orang kaya saja. Sebagaimana firman Allah " agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu".(TQS Al-Hasyr :7). Sistem ekonomi islam meliputi : pertama, konsep kepemilikan, termasuk di dalamnya kepemilikan umum, Nabi Muhammad bersabda" muslim berserikat dalam tiga hal yaitu air, padang rumput dan api".(HR Ibn Majah). Ini adalah sumber utama negara untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Dan tidak akan dijual kepada asing atau aseng. Kedua: penggunaan hak milik, dan yang ketiga: distribusi kekayaan di antara individu.

Negara harusnya memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan kesempatan usaha, modal, sehingga bisa mendapatkan kesempatan bekerja tanpa harus terjebak dengan riba.

Dengan kekayaan, negara bisa memberikan modal kepada setiap individu masyarakat yang tidak terpenuhi kebutuhan pokoknya,sehingga kemiskinan itu bisa tercabut dari masyarakat.

Sudah saatnya kita campakan sistem kapitalisme yang menyengsaraka rakyat. Dan kembali kepada aturan Allah Sang pencipta kita, Sang pengatur kita, Al kholik Almudabbir. Yaitu kembali kepada sistem  khilafah Islam.

Waallahu a'lam

Ummu salwa - IRT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun