Mohon tunggu...
Nurul Aida
Nurul Aida Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Kasih Sayang Orangtua Menyebabkan Anak Stess

22 Januari 2021   10:09 Diperbarui: 22 Januari 2021   10:12 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1.Melarang anak menangis semua orang tua pasti ingin anaknya menjadi anak menjadi anak yang hebat. namun sering kali orang tua tidak menyadari bahwa kata- kata motivasi yang di berikan justru membebani anak , dan mungkin saja membuat mereka menjadi stres "Beban dan tekanan ini terutama di alami oleh anak laki- laki di banding perempuan , karena di kultur Indonesia laki- laki dianggap makluk yang paling kuat sehingga tidak boleh menunjukan kelemahannya sedikitpun ,"ungkapnya.

 pola pikir anak-anak dan dewasa berbeda . anak ,terutama pada balita, hanya akan menyarap kata kata yang terdengar , dan belum bisa memprosesnya dengan sempurna seperti yang dilakukan orang dewasaa . misalnya , ketika anak terjatuh dari sepedah dan kemudian menangis . jika yang terjatuh adalah anak perempuan , orang tua biasanya akan membiarkan untuk menangis . tetapi jika yang mengalami adalah anak laki - laki , orang tua pasti akan melarangnya menangis di iringi pesan ," kamu tidak boleh menangis ," "kamukan anak laki- laki , tidak boleh cengeng ". atau " kamu kan anak laki yang kuat , luka ini tidak ada apa - apanya ."

sekilas , tidak ada yang salah dengan kalimat tersebut , karena tujuannya memotivasi anak untuk tidak cengeng . Namun, ketika di serap oleh otak anak . kalimat ini akan memiliki arti yang berbeda . kalimat tersebut akan di terima sebagai sebuah perintah , yang akan selalu ada di otak mereka sampai dewasa. masuknya perkataan ini ke otak anak akan selalu menahan tangisanya , dan meredam perasaan sedihnya , hal ini yang akan membuat anak memjadi stress . 

2. perilaku orang tua tidak konsisten Menurut penelitian , anak - anak usia 1-7 tahun akan lebih mudah menyarap berbagai hal di sekitarnya melalui bahasa tubuh seseorang (90 persen ), intonasi suara (7 persen ), dari kata - kata (3 persen )" orang tua yang plin-plan akan membuat anak kebingungan dan akhirnya stress karena orang tuanya tidak tidak konsisten ." tumbuhnya, seharusnya orang tua bersikap tegas dalam mendidik anak , dan antara suami dan istri bekerjasama agar mencapai kata sepakat . 

3. membeda bedakan anak banyak orang tua yang secara tak sadar membeda - bedakan anaknya . meski dalam perbuatan tidak terlalu terlihat, namun intonasi suara yang turun naik ketika menghadapi kakak adik akan membuat anak merasakan adanya perbedaan sikap orangtua . 

4. labeling pada anak salah satu yang paling berbahaya yang dilakukan orangtua kepada anak adalah memberi label atau cap kepada anak . kata kata seperti ini " dasar kamu anak pemalas ". atau kamu kegemukan , mangkanya pakai baju apa saja tidak ada yang cocok ". atau" ko kamu lemot sih , gak pinter seperti kakakmu ?" 

5. terlalu sering melarang  ketika anak berusia 4-6 tahun , anak sedang berada dalam zona kreatif dengan peningkatan rasa ingin tahu dan ingin belajar yang sangat tinggi , namun, sikap kreatif anak dan daya ekplorasinya di anggap sebagai kenakalan orang tua , lalu berusahaa membatasi gerak mereka . 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun