Mohon tunggu...
Nurul Lailia Afida
Nurul Lailia Afida Mohon Tunggu... Lainnya - Human

History is learning media for beyond future

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Oman dan Perkembangan Islamnya pada Abad Modern

13 Januari 2021   23:23 Diperbarui: 13 Januari 2021   23:29 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Negara Oman

Negara Oman memiliki luas sekitar 300.000 km2 dan terletak di Semenanjung Arab. Oman berbatasan langsung dengan Selat Hormuz dan Teluk Oman di sebelah utara, kemudian Yaman di sebelah selatan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di sebelah barat, dan Laut Arab di sebelah timur. Wilayah Oman terdiri dari gurun-gurun, lembah kering, oase, semak belukar, dan pegunungan berbatu nan tandus. 

Oman beriklim panas sehingga wilayah geografisnya hanya terdiri dari padang pasir yang kering, daerah pantai yang panas dan lembab, serta pedalaman yang kering. Penduduk Oman diperkirakan berjumlah 1.643.579 jiwa yang terdiri dari orang-orang Arab, Balochi, Zanzibari, dan orang-orang Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh. Terdapat agama-agama yang dianut oleh masyarakat Oman yaitu Islam Ibadhi, Muslim Sunni, Muslim Syiah, dan Hindu. 

Dinasti Oman telah memiliki kuasa sejak tahun 1749 M dan menjadi negara otonom tertua di Arab. Selain itu, Oman sudah menggunakan pendapatan penjualan minyak untuk menjalankan modernisasi negara, meningkatkan infrastruktur, layanan kesehatan, dan pendidikan. Sehingga, Oman menjadi negara yang berjaya dan memiliki pengaruh hingga Afrika Timur. Ibukotanya yaitu Muscat telah menjadi pusat berniaga dan perdagangan di seluruh Teluk Persi hingga sampai ke negeri Cina. 

Sehingga terjalin hubungan internasional dalam hal perdagangan. Oleh karena itu, Oman menjalin hubungan dengan beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan sebagainya sehingga menjadikan Oman sebagai negara Arab yang pertama kali menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.

 Namun setelah Perang Dunia 1, Oman mulai  surut dari kancah dunia. Karena pada saat itu, Oman dikuasai oleh Sultan Said bin Taymur yang memiliki sikap angkuh dan kaku. Merosotnya Oman ditandai dengan penurunan dalam bidang perdagangan baik dari dalam maupun dari luar, pembatasan-pembatasan dalam beberapa bidang lain (pendidikan, infrastruktur, pelayanan, kesehatan) bagi rakyat Oman, serta adanya penutupan gerbang yang merupakan akses utama bagi rakyat Oman. 

Akibat dari perbuatan Sultan Said yang begitu ortodoks timbul penentangan rakyat sehingga pemberontakan tidak bisa dihindarkan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Front Pembebasan Dhofar di bagian selatan Oman. 

Melihat kondisi Oman yang semakin mamburuk, maka putra dari Sultan Said yaitu Qaboos bin Said mengadakan kudeta tak berdarah untuk mengambil alih kekuasannya pada tanggal 23 Juli 1970. Dari peristiwa kudeta ini, Qaboos berhasil menduduki takhta sebagai sultan dan membangkitkan kembali kejayaan Oman. 

Perkembangan Islam di Oman

Perkembangan Islam di Oman merupaman perkembangan rakyat negara Oman itu sendiri. Hal ini disebabkan karena Oman memiliki rakyat yang meyoritas Islam sebagai keyakinannya. Masyarakat Islam ikut ambil andil dalam perkembangan negara Oman dan tentu memberikan identitas bagi Oman itu sendiri. Dalam hal ini, perkembagan Islam di Oman dapat dilihat dari 2 bidang yaitu :

a. Bidang Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun