Mohon tunggu...
Nurhilmiyah
Nurhilmiyah Mohon Tunggu... Penulis - Bloger di Medan

Mom blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Santai Saja, Jawab dengan Bersahaja

14 Juni 2018   05:41 Diperbarui: 14 Juni 2018   05:56 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: RisalahIslam.com

Ramadhan yang mulia perlahan pergi meninggalkan kita. Ada setangkup kesedihan, ada juga kegembiraan menyongsong hari raya idul fitri. Momen hari raya tentu menjadi saat-saat bertemu dengan keluarga besar, kerabat dan handai taulan.

Menjadi viral di linimasa tentang larangan menanyakan seputar hal yang dianggap berpotensi menyinggung perasaan orang lain. Misalnya,

"Wah, gemukan ya sekarang... emang puasa gak ngaruh ya? Hehe
"Kapan married... anaknya si anu udah mau dua lho..."
"Koq jd item sih... malas bersihin muka ya..."
"Hayoo... temen2nya udah pada gendong anak, kalian kapann"
"Wahh... udah bisa dikasih adek lagi nih si kakak, biar gak kolokan"

Banyak lagi pertanyaan dan ungkapan yang diwanti-wanti tak pantas disampaikan ke sanak saudara atau teman yang mungkin jarang berjumpa. Tapi, benarkah demikian? Sebaper itukah kita sekarang? Sejak kapan pertanyaan2 sejenis haram dinyatakan?

Kita sebagai masyarakat Indonesia yang penuh dengan budaya ketimuran dan terkenal dengan ramah tamahnya, sepertinya memang berbeda dengan masyarakat barat dengan paham individualistisnya.

Di sana, bertanya soal usia, gaji, status perkawinan bahkan agama dianggap mengusik privasi seseorang. Tapi apakah lantas bisa disamakan dengan paham masyarakat kita. Yang hidupnya penuh dengan silaturahim, bersosialisasi dan guyub?

Jika ada yang bertanya demikian, santai saja. Jawab apa adanya dengan sikap bersahaja. Katakan dengan tenang, sertai dengan senyuman.

Itulah unik dan spesialnya menjadi orang Indonesia. Bertanya demikian tanpa tendensi dan pretensi. Mengalir begitu saja tanpa direkayasa. Biasanya untuk memulai kembali keakraban, melepas kerinduan.

Setelah sekian lama terpisah oleh waktu, jarak dan rutinitas masing-masing. Jangan terlalu jauh berprasangka yang bukan-bukan.

Kita orang Indonesia. Tegur sapa dalam pergaulan memiliki kekhasan. Tak selalu yang bertanya itu mempunyai maksud yang usil. Mungkin dia bingung ingin memancing kedekatan dari mana.

Gak mungkin kan ngomongin cuaca saat lebaran. Atau nilai tukar rupiah terhadap US Dollar hari ini berapa. Ya yang terkait pribadilah yang jadi topik pembicaraan. Mumpung ketemu orangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun