Para penulis novel, pencipta lagu, penulis cerita, atau para penghasil karya biasanya dengan senang hati menuliskan beberapa nama orang yang berarti di bagian "persembahan"... Bisa nama orang tua, sahabat, atau kekasih hati.
Di saat cinta tengah bersemi, dunia berasa jadi hak milik berdua. Terkadang, belum resmi menikah pun, seorang penulis sudah berbagi karya dengan dia yang dia anggap pasti menjadi soulmatenya. Dan, tahukah Anda...bahayanya hal ini?
Berikut catatan amatir dari saya, hehehe
Pertama, bahaya terkait status kepemilikan karya.
Duuh, jelas saja itu karya Anda. Kalau kekasih Anda saat itu sejatinya tidak ikut ambil bagian dalam proses penciptaannya, ada baiknya yang tertulis sebagai pencipta adalah nama Anda.
Kedua, kejelasan royalti atau pembagian hasil.
Bagaimana kalau itu memang karya bersama kalian berdua? Wah, oke.. tetap saja, dalam hal karya yang berujung bisnis, sejak awal perlu kejelasan perjanjian hitam di atas putih. Pembagian yang jelas di awal, akan menghindarkan silang sengkarut yang tidak jelas dan saling klaim ketika ternyata hasil karya berdua di masa damai tersebut ternyata nge-hits dan best seller (sayangnya) justru di masa sepasang kekasih sudah berpisah.
Ketiga, bahayanya tabungan  (rekening) bersama
Waah, ini mah bahaya banget. Mending buru-buru ditutup saja deh, rekening bersama atas nama satu pihak saja itu enggak banget.Â
Keempat, bahayanya "persembahan untuk..."
Sepertinya sepele ya? Tapi tidak. Mahasiswa saya saja ada yang curhat pingin menyobek-nyobek skripsinya yang sudah kadung terukir indah nama sang kekasih hati yang kemudian hari ternyata meninggalkannya..hehehe..Â