Teman saya sebut saja si B, umurnya sudah 60 tahun lebih, sudah profesor, gajinya 12,000 RM lebih, selain gaji dia juga dapat uang pensiun 3,500 RM. Usia pensiun di sini 58 tahun, setelah itu ia boleh kerja lagi tapi kontrak saja.  Untuk makan istri dan 4 orang anaknya sudah cukup dari uang pensiunannya. Jadi gaji yang 12,000 RM itu untuk apa ? tanya saya. Saya simpan saja untuk hari tua, lha...bukannya sekarang sudah tua, tanya saya dalam hati. Kenapa tidak istirahat saja, menikmati hari tua. Dia tidak senang duduk di rumah, ia mau cari kegiatan yang ermanfaat.
Si B sebetulnya sudah dapat SIM "L", surat ijin menikah Lagi, dari istrinya. istrinya sekarang baru 50 tahun, tapi ia mau konsentrasi ibadah, ia sekarang sedang menjalankan umrah ke tanah suci. Kenapa tak menikah lagi, kan sudah dapat SIM "L" susah lho itu dapat SIM "L" tanya saya lagi.
Dia diam saja, rupanya ia punya pengalaman yang tidak mengenakkan pada masa kecilnya. Ayahnya menikah lagi dengaqn pembantu rumahtangganya sendiri. Istrinya saat itu berumur 30 tahun pembantunya berumur 14 tahun. Terjadi perang besar saat itu, katanya. Keluarga ibunya menyuruhnya bercerai. Keluarga si ibu menuduh bahwa pembantunya itu telah merebut suami orang dan merebut harta orang. Teman saya si B itu matanya menerawang jauh, walaupun tak sampai berkaca2, tapi saya dapat merasakan bahwa ia sedang mengingat masa lalu yang tak enak.
Apakah betul, pembantunya itu merebut suami orang, tanya saya lagi. Tak juga lah, dasar ayah saya saja yang lebih tertarik kepada pembantunya.  Pembantunya orang Klantan, dia sendiri orang Perak. Orang Klantan memang terkenal cantik ya, tanya saya, tak tahulah, katanya, mungkin dia lebih perhatian dengan ayah saya.
Ayahnya sudah lama meninggal dunia, ibu kandungnya juga sudah lama meninggal, sedangkan istri kedua dari ayahnya, atau ibu tirinya masih hidup. Hubungan ibu tiri dengan anak2 tirinya baik2 saja justru setelah ayahnya meninggal dunia. Ibu kandiung teman saya itu punya 3 anak, sedang ibu tirinya punya 7 anak. Ke sepuluh anak2nya sekarang rukun2 saja.
Lalu saya tanya lagi, jadi kenapa SIM "L" nya itu tidak dimanfaatkan. Dia tak menjawab, cuma senyum saja. Istrinya Umrah 2 minggu. Sekarang dia tinggal sendirian di rumah. Emang enak sendirian hehehe...entah apakah pikirannya berubah apa tidak? Tunggu saja kisah selanjutnya....