Mohon tunggu...
Nur Sofiyah M
Nur Sofiyah M Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa IAIN Jember

Barang siapa yang bersabar, maka dia yang beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Respons Islam Nusantara terhadap Politik Kebangsaan

16 April 2020   11:15 Diperbarui: 16 April 2020   15:00 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum.wr.wb

Salam hangat untuk pembaca setia kompasiana.....

Meskipun kita sekarang berada di musim pandemi Covid 19, semoga tidak menghalangi kita untuk terus berkarya. Semoga kita dijauhi dari wabah Covid 19 dan selalu dalam lindunganNya. Amin....

Pada kesempatan kali ini, saya akan menulis sebuah artikel dengan judul "Respon Islam Nusantara Terhadap Politik Kebangsaan" ada dua bab yang akan dibahas pada kesempatan kali ini.

1. Pengertian Politik Kebangsaan

Apa sih politik islam kebangsaan?

Meskipun di Negara Indonesia agama islam bukan merupakan satu-satunya agama, akan tetapi agama islam berkembang sangat pesat di Indonesia. Menurut bahasa Gusdur islam menjadi sumber inspirasi dalam formulasi politik di negeri ini dengan nilai religilitas yang ditawarkan. Islam hadir di dalam politik kebangsaan negeri ini. 

Ada tiga prespektif hubungan agama dan Negara yang sering digunakan sebagai analisa formulasi politik di nusantara yang pertama yaitu islam sebagai din wa daulah artinya menjadikan islam sebagai agama yang tidak terpisahkan dengan Negara, islam merupakan hal yang terpenting bagi Negara. 

Seperti contoh Mesir, Malaysia, arab Saudi, Sudan yang menyebutkan bahwa dasar Negara mereka yaitu islam. Yang kedua yaitu islam terpisah dengan agamanya sering disebut sebagai Negara sekuler yang terwujud di Negara Turki meskipun di Turki sendiri mayoritas islam akan tetapi disana meminimalkan peran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Yang ketiga yaitu islam sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara formal islam tidak perlu disebut sebagai dasar Negara tetapi prakteknya dalam kehidupan sehari-hari menerapkan ajaran agama islam. Contoh Negara yang memilih prespektif yang Ketiga yaitu Indonesia.

Posisi agama dan negera bersifat timbal balik dan saling membutuhkan. agama dan Negara menyatu dan memiliki hubungan yang sangat erat. Agama memerlukan sebuah Negara karena dengan adanya Negara  agama bisa hidup dan berkembang didalamnya sebaliknya Negara membutuhkan agama karena dengan adanya agama Negara bisa berkembang dengan bimbingan etika moral dan spiritual agama. Adanya agama dan Negara saling menguatkan seperti yang dikemukakan Abu Hamid  Muhammad Al-Ghazali. menurut Gusdur Negara itu merupakan raga atau badan yang membutuhkan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun