Sampai hari ini, belum ada tanda-tanda covid 19 menjinak. Malahan semakin ganas. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto mengungkapkan, total kasus per hari ini Senin 30 Maret 2020, Indonesia berada pada angka 1.414  Sembuh 75 orang, dan meninggal 122 orang. DKI Jakarta  masih sebagai wilayah dengan jumlah positif corona terbanyak. Yaitu 698 kasus (kompas.com, 30/03/2020).
Wajar. Kota besar seperti Jakarta tempat empuk bagi mewabahnya segala jenis virus. Termasuk covid-19. Mengingat kota metropolitan tersebut merupakan tempat berkumpulnya jutaan manusia yang berasal dari seluruh penjuru dunia.
Berbeda dengan alam pedesaan. Dimana, antara individu satu dan lainnya nyaris saling mengenal. Tak ada yang perlu dicurigai sang pemilik wajah punya riwayat dengan daerah terjangkit atau tidak. Masyarakat menghadapinya biasa-biasa saja.
Namun, kondisinya jadi berubah setelah petugas woro-woro, berkonfoi  menggunakan pengeras suara di sepanjang jalan raya. Mereka mensosialisasi sekaligus menyampaikan anjuran pemerintah pusat agar masyarakat merealisasikan Sosial Distancing. Dan himbauan lainnya terkait dengan cara-cara mencegah dan memutuskan mata rantai penyebaran covid-19.
Program tersebut lumayan ampuh. Biasanya setiap malam bengkel motor di sebelah rumah saya menjadi stasion berkumpulnya para pemuda dari desa tetangga.Â
Di sana remaja  cowok tersebut mencari signal untuk main handphone.  Tak jarang memereka bubar setelah pukul 01.00. Sekarang kegiatan tersebut tidak ada lagi.
Jalan-jalan desa pun tanpak lebih sepi dari biasanya. Seperti negeri tak berpenghuni. Terutama dari pagi hingga pukul 07.30. Ini adalah dampak dari kebijakan Pemerintah Daerah Kerinci yang meliburkan sekolah TK, SD, SMP, dan SMA selama 2 minggu.
Yang mengkhawatirkan dan sulit dihindari adalah kontak langsung dengan orang-orang yang pulang dari wilayah terpapar virus corona. Seperti para TKI Malaysia yang sekarang lagi musimnya mereka pulang. Sampai di desa mereka bebas berkeliaran, bersalaman, layaknya orang baru pulang dari merantau. (walau tidak semua).
Padahal yang bersangkutan telah diberi tahu, mereka yang berasal dari daerah terjangkit covid-19 ditetapkan oleh Kadis Kesehatan Kerinci Hermendizal, sebagai orang dalam pemantauan (ODP). Hermendizal mengimbau agar mereka mengisolasi diri secara mandiri selama 14 hari. Apabila ada gejala demam atau batuk, mereka disarankan memeriksa diri ke petugas kesehatan.
Yang paling mengerikan tempat tinggal Ribuan TKI asal Kerinci di Malaysia saat ini berada diwilayah zona merah corona. Â Daerah tersebut adalah Kawasan Pantai Dalam, Kampung Kerinci, dan Hulu Langat.
Sampai di Kampung pun problem lain menghadang. Tradisi di desa rertentu, orang sakit ditutup-tutupi  tidak boleh dikasih tau siapa-siapa. Kalau sakit biasa saja mereka rahasiakan. Apalagi terinfeksi virus corona.