Nyali saya kecut mengerucut. Takutnya dia melawan terus berantam. Alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa. Â Cowok hitam manis itu pergi.
***
"Tak usah. Kejauhan," jawab saya.
"Ini yang namanya momen penting dan langka," balasnya.
Saya berpikir sejenak. "Okey kalau begitu."
Motor berputar haluan. Sampai di lokasi, tiga pria ngumpul di bahu jalan diantara mobil satu dengan lainnya.  Ketiganya hampir sebaya . Sepantaran tiga  puluhan tahun.
Saya salami mereka satu per satu.  Setelah berkenalan dan sedikit berbasa basi, saya sampaikan maksud padanya. Minta mereka  berbagi pengalaman tentang suka dukanya selama menjadi sopir.
"Memang Pak Supir pernah mengalaminya?"
"Iya. Setiap kami lewat pasti dia minta duit. Kalau tak dikasih dia marah. Padahal, untuk perut kami sendiri belum tentu dapat. Tengoklah sekarang! Mobil rusak berat. Sudah pasti butuh biaya besar untuk memperbaiki," keluhnya.