Anak usia dini memiliki karateristik yang berbeda dengan remaja dan orang dewasa dalam mempelajari bahasa. Masa sebelum pubertas yaitu masa usia sebelum dua belas tahun merupakan masa emas dalam teori perkembangan bahasa seseorang.
Berdasarkan teori tersebut, kursus bahasa Inggris bagai anak usia dini atau "young learners" semakin menjamur di Indonesia. Hal ini menuntut para pengajar bahasa Inggris bagi anak usia dini berupaya untuk mendesain pembelajaran berdasarkan tahap perkembangan anak usia dini. Hal tersebut juga berimplikasi pada proses penilian yang diberikakan bukan saja mempertimbangkan tingkat perkembangan anak, karateristik peserta didik, dan tujuan pembelajaran.
Akan tetapi, penialain bagi anak usia dini tidak difokuskan pada hasil belajar. Penilaian proses pembelajaran pada anak usia dini sebaiknya difokuskan pada bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan anak-anak tersebut. Â Zahro (2015) berargumen bahwa penilaian pada anak usia dini bukanlah hal yang mudah, karena membutuhkan ketelitian dala mengamati proses pembelajaran anak. sehingga mendaptkan hasil yang baik.Â
Penilaian otentik merupakan jenis penilaian yang cocok diberikan kepada anak usia dini yaitu penialain berbasis kinerja. Hal ini dilakukan dengan membuat catatn tentang perkembangan bahasa anak dengan melakukan proses interaksi tanya jawab dengan guru dan siswa.
Menurut Marsigit (2014,2020) bahwa bahasa merupakan alat yang digunakan dalam mengeloalh pikiran menjadi pengetahuan. Ilmu filsafat merupakn ilmu olah pikir sehingga bahasa merupakan modal dalam belajar ilmu filsafat. Apabila seorang anak memiliki tingkat perkembangan bahasa yang baik, maka anak tersbut akan mampu menggungkapkan isi pikirannya dengan baik dan sistimatis.Â