Mohon tunggu...
achmad nursaen
achmad nursaen Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilgub Banten 2017: Pemilih Cerdas Menginginkan Pemimpin yang Bersih

2 Desember 2016   09:49 Diperbarui: 2 Desember 2016   10:00 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Achmad P. Nursaen

Pada tahun 2013, Banten dihebohkan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT)  atas kasus suap Pilkada kabupaten Lebak yang menyeret M.Akil Mokhtar, mantan ketua KPK  dan Ratu Atut Chosiyah, mantan Gubernur banten saat itu. Masalah-masalah money politic sudah sering terjadi bahkan sudah diatas batas ambang dari kata aman. 

Masalah-masalah ini adalah persoalan berulang dalam pemilu yang tidak berhenti pada tahap kampanye, agar mendapat suara terbanyak dan meraih kekuatan lebih, dan bukan hanya pada tahap kampanye saja, tetapi juga pada tahap selanjutnya, yaitu hari tenang, pemungutan suara, hingga perhitungan suara.Selain money politik,Pilgub Banten juga rawan dalam hal pelanggaran pemasangan alat peraga kampanye, penyalahgunaan fasilitas, dan jabatan Negara, tidak netralnya penyelenggara pilkada, dan pelanggaran-pelanggaran yang berkaitan dengan pendanaan kampanye. 

Bawaslu sendiri pernah mengatakan bahwa nilai kerawanan Pilgub Banten mencapai 3,14 poin atau urutan ketiga Nasional, sungguh memprihatinkan apa yang telah dilakukan para calon pemimpin yang akan menjadi pemimpin Banten memang, bagaimana mungkin masyarakat akan tenang dan damai masalah seperti money politik dan penyalah gunaan jabatan saja masih kerap sekali terjadi.

Pilkada yang bersih adalah pintu masuk pemerintahan daerah yang berintegritas. Karena itu, intergritas pilkada perlu kita kawal bersama, bukan hanya ikut-ikutan namun juga harus melakukan berdasarkan apa yang menjadi landasan tindakan kita yang mengacu pada nilai-nilai pancasila dan nasionalis para-para mahasiswa seperti kita. Gerakan Ayo Banten merupakan perwujudan kepedulian terhadap pelaksanaan Pilkada Banten 2017 dan langkah awal untuk mendorong terciptanya pemerintahan daerah yang bersih di Banten.

Pertanyaan yang sering dilontarkan dari para segelintir masyarakat terkait akan Pilgub ini adalah, bagaimana sih supaya masyarakat dapat memilih calon yang benar dan bagaimana cara memilih cerdas agar tidak golput? Sebenarnya jawabannya simple saja, kita harus memilih berdasarkan hasil kajian dan hasil pengamatan yang telah kita lakukan terkait seluruh calon nanti, jangan asal pilih namun juga harus berdasarkan pada apa sih kontribusi dan kinerja yang akan dilakukannya nanti, dan apakah ada yang melakukan money politik, wah sudah pasti apabila ada calon pemimpin yang melakukan money politic dan dynasty politik sudah pasti pemimpin yang buruk nantinya.

Mengenai golput, masih ada saja masyarakat yang golput, mengapa mereka golput? dari hasil berbagai pengamatan yang telah saya lakukan saya bisa menyimpulkan bahwa masyarakat yang golput adalah masyarakat yang kurang informasi akan kapan diselenggarakannya pemilu, dan kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemilu, masyarakat yang golput beranggapan bahwa, “saya mencoblos atau tidaknyapun tidak akan berpengaruh apa-apa bagi saya”, nah inilah penyebab utama terjadinya golput yang sering terjadi dikalangan masyarakat, yaitu kurangnya informasi mengenai pemilu di masyarakat. Solusinya adalah berikan pengarahan yang tepat dan benar kepada masyarakat tersebut dan tanamkan sifat partisifatif akan pentingnya pemilu, satu suara saja itu sangat berharga, jauhilah sifat tidak adanya rasa tanggug jawab, sebagai manusia  yang cerdas maka pastinya suatu individu melakukan yang benar dan pastinya tidak golput.

Golput inipun ada beberapa faktor,  yang pertama adalah faktor ideologis, kita harus pahami bahwa keanekaragaman di Indonesia terutama di cangkupan Banten ini memiliki berbagai macam ideologis, ada golonngan tertentu yang memang tidak menerima akan demokrasi dan secara ideologis maka tidak ingin ikut pemilu. 

Secara populasi memang tidak banyak tetapi merugikan juga terhadap pemilih serta calon yang akan dipilih, jadi karena mereka tidak mengakui demokrasi dan ikut pemilu maka mereka melakukan, faktor kedua adalah kurangnya informasi kapan akan diadakannya hari pencoblosan dan dianggap pemilu ini hanya biasa saja siapapun yang terpilih nantinya tidak akan merubah apa-apa bagi saya dan inilah yang menjadi faktor pendorong terjadinya golput, faktor yang ketiga yaitu karena adanya penduduk yang tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap, sehingga mereka tidak dapat memilih walaupun mereka tidak ingin golput dan tidak berideologis akan demokrasi, masalahnya hanyalah tidak terdaftar saja. Faktor keempat yaitu kejenuhan, di kita khususnya di Banten, dalam kurun waktu 5 tahun ini ada beberapa pemilu yang terjadi diantaranya pilpres, pilgub, pilkot sampai pemilihan ketua RT dan RW juga sekarang ini melakukan kegiatan pemilu di setiap pemilihan, sehingga timbulah kejenuhan dimasyarakat akan adanya pemilu ini sehingga ada rasa bosan dan akhirnya ada masyarakat yang malas untuk pergi ke TPS dan akhirnya golput.

Jadi dapat saya simpulkan adanya 4 Faktor yang memengaruhi adanya golput dikalangan masyarakat, yaitu adanya perbedaan ideologis,  kurangnya informasi, adanya penduduk yang tidak terdaftar sebagai pemilih tetap, dan kejenuhan yang terjadi,, sehingga 4 faktor tersebut mempengaruhi adanya golput yang terjadi.

Pemilu adalah satu satunya cara di Indonesia demokrasi untuk melakukan pesta pergantian kepemimpinan yang sah, diluar itu tidak sah maupun kudeta atau apapun itu, dan kesadaran seperti itulah yang harus terus kita tumbuh kembangkan di masyarakat, terutama pemilih pemula. Tugas tersebut tidak terlepas dari partai politik dimana partai politik ini memang mempunyai tugas untuk melakukan pendidikan politik dikalangan masyarakat, nah ini yang belum dimaksimalkan oleh mereka, sehingga dikita ini, masyarakatnya masih banyak yang belum mengerti politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun