Masalah yang diangkat adalah terkadang masyarakat belum tentu mengetahui ketersediaan bus untuk jurusan tertentu yang ia tuju di terminal kota/kab. Maksudnya harus menuju ke lokasi langsung masuk ke dalam terminal. Padahal kan bukan hanya sekadar masuk terminal, tapi harus membayar peron, kemudian jalan kaki ke lokasi tempat ngetem bus. Itupun dengan asumsi belum tentu bus yang ngetem itu ada. Kemungkinan bus jurusan yang dituju tidak ada masih terbuka. Begitu juga dengan kemungkinan bus jurusan yang dituju sedang dalam perjalanan menuju ke terminal. Sehingga seseorang harus menanyakannya kepada petugas di terminal.
Solusinya dengan meng-compare atau membandingkan dengan sistem yang sudah ada pada umumnya di bandara pesawat terbang. Ada display yang menyajikan waktu keberangkatan, waktu kedatangan dan tentu saja ketersediaan pesawat jurusan tertentu secara online atau real-time. Di terminal bus, hal itu sebetulnya juga memungkinkan untuk dilakukan. Dibuat display serupa di pintu masuk terminal. Tentu disesuaikan dengan kondisi. Misalnya penelitian dilakukan di sebuah terminal kota yang sudah cukup maju, dan terminal bus tersebut cukup luas dan padat. Dibuat display dari mirip dengan FIDS-flight information display system (yang ada di bandara). Sehingga jika seseorang masuk terminal bus, ia tau apakah bus jurusan tertentu yang diinginkan sudah ada dan siap berangkat atau masih dalam perjalanan menuju ke terminal.
Data bus jurusan mana saja yang masuk terminal sudah tersedia. Begitu juga dengan jumlahnya dan jadwal keberangkatan. Jenis riset ini bisa dikategorikan dalam SIM-sistem informasi manajemen. Dalat dilakukan dengan metode apa saja, baik object oriented, ERD dan seterusnya. Alat yang dibutuhkan untuk memasang sistem yang telah dibuat dengan metode tertentu itu dapat berupa komputer, monitor display seperti FIDS dan jaringan LAN. Komputer di pintu masuk untuk mencatat kedatangan sekaligus memprogram tampilan di monitor display. Tentu dengan software yang didesain khusus untuk itu. Pembuatan display ini merupakan salah satu solusi untuk memberikan edukasi mengenai kedisiplinan dan manajemen waktu. Bukan sebaliknya, dimana dipandang masyarakat Indonesia masih belum siap, belum disiplin dan belum teratur.
