Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekuatan Karakter

26 Januari 2021   14:54 Diperbarui: 26 Januari 2021   15:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kekuatan Karakter
Oleh : Nurohmat

Pengetahuan adalah sebuah kekuatan, namun hanya sekelompok orang tertentu saja yang diberikan anugerah kedalaman dan keluasan pengetahuan oleh Tuhan. Tapi, jangan khawatir Tuhan menawarkan alternatif kekuatan lain yang dapat diserap oleh manusia dalam jumlah yang lebih besar yakni kekuatan karakter. Kedua kekuatan tersebut merupakan modal berharga bagi umat manusia untuk memerankan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi ini.

Para Nabi adalah manusia yang mafhum diketahui sebagai sosok yang sangat dekat dengan Tuhan. Tugas Sang Nabi adalah memberikan kabar gembira (basyiran) dan peringatan (nadziran) kepada umatnya. Misinya adalah membimbing karakter umat sekaligus menjadi 'guru' umat. Sosok Sang Nabi diberikan oleh Tuhan dua kekuatan sekaligus yakni  karakter yang kokoh dan pengetahuan.

Karakter yang kokoh ditandai oleh sikap jujur dan amanah sehingga tidak  ada celah bagi sesiapapun untuk menuding atau menuduh penipu dan pendusta. Hal inilah yang menjadi landasan dalam 'ulumul hadits bila berbicara mengenai jalur periwayatan hadits. Bila ada salah satu rawi' tidak memiliki kredibilitas karakter yang kokoh (jujur, amanah) maka akan menurunkan derajat kepercayaan haditsnya. Secara implisit tradisi keilmuan Islam menekankan pentingnya kejujuran sebelum pengetahuan.

Dalam dunia kerja, karakter moral dan karakter kinerja karyawan dan pimpinan organisasi perlu menjadi sorotan dan perhatian sebelum pengetahuan. Setiap organisasi membutuhkan orang yang berpengetahuan sekaligus berkarakter.
Tapi, karakter lebih utama ketimbang pengetahuan. Kurang pengetahuan dapat disembuhkan dengan belajar, tapi kurang jujur, kurang rajin, dan kurang dipercaya sulit untuk disembuhkan.

Karakter moral dan karakter kinerja idealnya seiring sejalan. Namun, kerap kali kita melihat di suatu organisasi ada orang yang karakter kinerjanya buruk tapi relatif karakter moralnya baik. Adapula, orang yang karakter kinerjanya unggul tapi karakter moralnya defisit. Kelemahan pada salah satu karakter atau keduanya dapat merusak iklim kerja  dan budaya organisasi. Bila hal ini terjadi di sekolah maka dipastikan sekolah tersebut tidak dapat diharapkan untuk mempersiapkan generasi bangsa.

Sederhana saja untuk melihat sekolah itu bisa diharapkan atau tidak, lihat saja orang-orang yang terlibat didalamnya (terutama yang terlibat dalam manajemen sekolah), berapa orang yang memiliki kekuatan 'pengetahuan' sekaligus karakter,  berapa yang memiliki kekuatan karakter moral tapi miskin kinerja, berapa yang memiliki kekuatan kinerja tapi defisit karakter moral, dan berapa yang memiliki kekuatan karakter tapi miskin pengetahuan, dan berapa banyak yang memiliki pengetahuan tapi miskin karakter.

Cirebon, Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun