Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penekanan Lokakarya ke-2: Membagun Komunitas Praktisi

21 Desember 2020   18:09 Diperbarui: 21 Desember 2020   18:14 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penekanan Lokakarya ke-2 : Membangun Komunitas Praktisi

Kami telah mengikuti program pendidikan guru penggerak selama tiga bulan dari sembilan bulan yang diagendakan. Ibarat usia kandungan masa-masa saat ini  adalah masa-masa rawan dan beresiko terjadinya abortus spontan (keguguran). Kadang saya agak kerepotan juga untuk menata fluktuasi semangat yang naik-turun, mirip harga saham gorengan yang bisa turun atau naik tiba-tiba. Saat semangat saya melonjak, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada di LMS. Dalam hitungan beberapa jam tugas itu bisa diselesaikan, kecuali untuk tugas aksi nyata dibutuhkan waktu beberapa hari bahkan beberapa minggu untuk menyelesaikannya. Saat semangat saya berada di posisi terendah, saya berupaya  memotivasi diri dan kawan-kawan lainnya.

Dalam waktu hampir tiga bulan modul pertama mampu diselesaikan. Seperti diketahui dalam setiap modul ada beberapa  materi dan dari beberapa materi tersebut terdapat sub materi/kegiatan berikut tugas hingga mencapai sepuluh atau sebelas yang harus dikerjakan. Sebagai penutup modul, terdapat pos test yang wajib kami selesaikan.

Setelah modul pertama selesai, tibalah saatnya kami diundang untuk mengikuti lokakarya ke-2. Khusus CGP Kab. Cirebon lokakarya tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Desember 2020 dari pukul 07.30 hingga pukul 15.30 bertempat di Verse Hotel, jalan Tuparev Cirebon.  Materi yang digali dalam lokakarya tersebut adalah tentang komunitas praktisi.

Komunitas praktisi menurut Etiene Wenger dkk. (2002: 4) adalah sekelompok orang yang memiliki keinginan yang sama untuk berbagi perhatian, masalah, atau suatu topik, dan  memperdalam pengetahuan serta keahlian  di bidang  tertentu dengan berinteraksi  secara berkelanjutan. Terdapat beberapa manfaat keberadaan komunitas praktisi dalam suatu lembaga, diantaranya adalah: (1) mengkoneksikan orang-orang yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberikan alternatif solusi pada persoalan tertentu yang terjadi di  lembaga( misalnya: sekolah); (2) mendiagnosis dan mengatasi masalah  yang kerap berulang dan berakar pada suatu lembaga; (3) menganalisis sumber  pengetahuan tentang kinerja yang tidak merata, tumpang tindih pekerjaan, persoalan distribusi pekerjaan; (4) berinisiatif menghubungkan dan mengoordinasikan kegiatan yang  tidak berhubungan.

Untuk menumbuhkan komunitas praktisi di suatu lembaga termasuk di sekolah, ada tiga tahapan  yang mesti dilakukan diantaranya adalah : (1) Merintis; (2)Menumbuhkan; (3) Merawat berkelanjutan. Masing-masing tahapan tersebut memuat teknik atau alternatif cara yang bisa diadopsi untuk menumbuhkembangkan komunitas praktisi di sekolah.

Bagi guru, keberadaan komunitas praktisi di sekolah memiliki nilai tambah tersendiri, komunitas praktisi dapat menjadi wadah untuk berbagi praktik baik, memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran, sekaligus memberdayakan guru  dalam meningkatkan pengembangan diri dan rekan sejawat.

Dalam praktiknya, untuk mencapai tujuan keberadaan komunitas praktisi di sekolah maka prinsip-prinsip berikut ini dapat dijadikan sebagai pijakan, diantaranya adalah: (1) Menganalisis kebutuhan belajar anggota; (2) Memfasilitasi rencana kegiatan belajar berdasarkan kebutuhan belajar anggota; (3) Mencari narasumber yang relevan; (4)Menyelenggarakan kegiatan belajar; (5) Mendokumentasikan & mempublikasikan; (6) Mendampingi rekan sejawat dalam mempraktikkan hasil; (7) Evaluasi dan refleksi dari pembelajaran & penerapan kegiatan.

Itulah materi yang menjadi penekanan pada acara lokakarya ke-2. Tentu materi yang diberikan oleh guru pengajar praktik tidak disampaikan begitu saja, melainkan seluruh peserta CGP diajak untuk beraktivitas, berkolaborasi, berdiskusi, saling menanggapi serta mengungkapkan gagasan dan pemikirannya satu sama lain.

Saya merasakan ada ilmu baru yang didapatkan dari lokakarya ke-2 ini. Penekanan pengetahuan tentang komunitas praktisi sangat 'mendaging' dan aplikatif sehingga dirasa mudah untuk diterapkan dalam komunitas di sekolah. Salam Guru Penggerak.

Cirebon, 21 Desember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun