Kepemimpinan Eksponensial
Oleh : Nurohmat
Pada awal tahun 2000an, Nokia merupakan merk handphone yang merajai dan paling diminati oleh masyarakat pengguna telekomunikasi. Kurang lebih sekitar empat belas tahun merk Nokia mendominasi pasar.
Pada saat teknologi Android muncul, penggede Nokia dengan sangat percaya diri tidak  mau melirik teknologi Android tersebut dan menutup pintu rapat-rapat untuk Android, sambil menyombongkan diri bahwa Nokia tanpa Android pun sudah diminati oleh masyarakat. Kini, seiring berjalannya waktu Nokia ambruk. Masyarakat lebih memilih handphone yang didalamnya terdapat teknologi Android.
Lain lagi dengan kisah perusahaan fotografi, yakni Kodak. Ketika salah satu karyawannya yang bernama Steven Sasson mempresentasikan temuan kamera digital. Penggede Kodak meledek dan cenderung melecehkan temuan Steven Sasson. Beberapa tahun kemudian perusahaan Kodak bangkrut, pasar fotografi kemudian dikuasai oleh merk Nikon dan Canon dengan fotografi digitalnya. Sangat ironis bukan, temuan kamera digital yang semula ditemukan di perusahaan Kodak tapi karena tidak dilirik akhirnya membuat Kodak hancur.
Dari kedua cerita di atas dapat diajukan pertanyaan, mengapa Nokia dan Kodak bangkrut ? Salah satu jawabannya adalah karena pemimpin mereka terlalu jumawa, mereka lupa bahwa perkembangan dunia saat ini begitu cepat. Mereka tidak mau adanya perubahan. Mereka juga tidak menghargai inovasi. Mereka lebih asyik dengan cara-cara lama. Mereka tidak sadar bahwa perubahan cenderung mengikuti fungsi eksponensial.
Untuk itu, di era disruptif saat ini, di institusi manapun  dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang terbuka, senantiasa menghargai inovasi  dalam berpikir, dan cermat dalam mengambil keputusan.Â
Model kepemimpinan yang dibutuhkan adalah model kepemimpinan eksponensial, yakni kepemimpinan yang mampu membawa lompatan-lompatan perubahan karena dunia di luar sana sudah melompat-lompat dengan sangat cepat. Tanpa kepemimpinan eksponensial, suatu institusi akan menjadi kenangan yang tergerus zaman.
Lompatan-lompatan itu tidak harus sesuatu yang besar. Lompatan-lompatan dapat dimulai dari sesuatu yang sederhana tapi berdampak besar.
Seorang pemimpin yang mendalami manajemen dan kepemimpinan pasti dapat  dengan mudah mendeteksi sesuatu yang sederhana tapi berdampak besar itu. Sesuatu yang sederhana itu bisa terdapat pada program, personal (orang), peralatan atau kelengkapan manajemen lainnya.
Cirebon, 11 Agustus 2020
Hasil perenungan senja hari.