Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembangkan Sekolah Berprestasi

3 Januari 2019   05:38 Diperbarui: 3 Januari 2019   06:13 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah seorang ulama India yang bernama Abdul Hayy An Nadwi, dalam kitabnya yang berjudul Al'ilam fi Tarikh Al Hind, mengutip pernyataan Umar Ibn Khotob. Al Faruq, Umar Ibn Khotob menuturkan bahwa janganlah seseorang/sekelompok kaum memperkecil cita-citanya. Karena sesungguhnya seseorang/sekelompok kaum yang bercita-cita rendah memiliki kecenderungan untuk tidak berbuat maksimal(malas).

Keinginan untuk menjadi sesuatu (to be) dan berbuat sesuatu ( to do) itulah yang dinamakan cita-cita. Cita-cita untuk menjadi yang terbaik dan berbuat sesuatu yang terbaik dikenal sebagai cita-cita berprestasi. Sehingga dapat dikatakan berprestasi bila seseorang atau sekelompok kaum dinilai telah memenuhi capaian untuk menjadi sesuatu yang terbaik dan melakukan upaya yang terbaik.

Dalam salah satu dalil naqli dikatakan bahwa Tuhan mengevaluasi seseorang/suatu kaum dari dua aspek. Pertama, tendensi dan kedua, aktivitas yang sejalan dengan tendensi tersebut. Tendensi(niat) yang terbaik harus dibarengi dengan aktivitas(amaliyah) yang terbaik bila kita ingin memperoleh capaian prestasi. 

Dalam narasi yang lain dapat dikatakan bahwa Wahbiyyah (Keinginan untuk berprestasi yang telah Tuhan bisikkan ke seseorang/sekelompok) perlu sambutan hangat dalam wujud kasbiyyah (kerja nyata).

Untuk itu, bila konsep tersebut berusaha diterapkan dalam ekosistem sekolah maka langkah awal untuk menumbuhkembangkan sekolah yang sarat prestasi adalah merawat, memelihara, dan menjaga wahbiyyah( keinginan terbaik) dari semua warga sekolah agar tetap hidup dan tumbuh besar. 

Bila wahbiyyah tersebut dibunuh sebelum berkembang bisa dipastikan sekolah tersebut akan mengalami korosi  saluran komunikasi yang akan menimbulkan 'tsunami psikologis' diantara warga sekolahnya. Dampak negatifnya  sekolah berpotensi mengalami seret  prestasi.

Langkah berikutnya adalah mempersiapkan strategi pelaksanaan dan evaluasi  serta daya dukung seluruh komponennya untuk menyokong wahbiyyah tersebut. Sehingga keinginan untuk menjadi berprestasi lebih mudah perwujudannya dalam bentuk kasbiyyah (kerja nyata). Wallahu'alam.

Cirebon, 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun