Mohon tunggu...
Pendidikan

Peran Orang Tua sebagai 'Madrasah' Pertama bagi Anak

16 Mei 2018   16:40 Diperbarui: 19 Mei 2018   04:56 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nur Mauludah Fauziyah

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Universitas Fakultas Nahdlotul Ulama (UNISNU) Jepara

Pemerintah Kota Balikpapan,  Kalimantan Timur menyatakan kasus gizi buruk pada anak meningkat.  Selama 2016 terdapat 19 kasus gizi buruk anak-anak Balikpapan atau meningkat empat kasus dari tahun sebelumnya.  "Selama tahun 2016, ada 19 kasus.  Sedangkan 2015, ada 15 kasus dan 2014 hanya 10 kasus", kata kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan,  Balerina,  Selasa,  31 Januari 2017.

Balerina mengatakan kasus gizi buruk anak-anak Balikpapan disebabkan karena rendahnya pengetahuan orang tua soal asupan gizi anak.  Satu keluarga yang ayah dan ibunya bekerja,  menurut dia,  akhirnya mempercayakan penanganan anak-anaknya pada orang lain. (Liputan6.com)

Dari kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua yang sibuk bekerja tanpa memperdulikan anak-anaknya akan membawa banyak dampak buruk, diantaranya gizi buruk. Orang tua haruslah bisa membagi waktu antara bekerja dan keluarga. Orang tua juga harus mementingkan pendidikan pada anak karena pendidikan yang pertama dan utama bagi anak adalah keluarga. 

Dengan demikian, sebelum anak memasuki pendidikan di lembaga sekolah, terlebih dahulu anak akan menerima pendidikan di lingkungan keluarganya. Keluarga menjadi madrasah utama bagi anak-anak mereka, karena tempat pertama anak mendapatkan pendidikan. Dimana orang tua telah memberikan ilmu pengetahuan pendidikan kepada anaknya, maka hal itu dapat dinamakan dengan "Pendidikan dalam Keluarga".

Menyikapi peryataan di atas, seharusnya pendidikan di dalam keluarga perlu diterapkan kepada anak mulai sejak dini, karena apapun yang akan dilakukan oleh orang tuanya akan mudah untuk ditiru dan terekam dalam ingatan anak. Maka di dalam keluarga, terdapat peran orang tua yang sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan perkembangan jiwa seorang anak. 

Mulai dari yang berkaitan dengan moral, etika, sopan santun dan  norma-norma yang berlaku  di dalam keluarga dan masyrakat. Contohnya seperti, orang tua mendidik anak untuk melakukan ibadah sholat sejak dini, agar mereka terbiasa, karena ketika berumur sepuluh tahun anak wajib dipukul bila tidak menjalankan ibadah sholat.

Memang menjadi peran sebagai seorang ayah dan ibu tidaklah mudah dalam mendidik seorang anak, karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang penuh terhadap pendidikan anaknya, upaya dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi, mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi terhadap proses pembelajaran bagi anak yang bertujuan nantinya anak akan mampu menghadapi setiap permasalahan yang sedang terjadi atau akan terjadi di masa yang akan datang.    

Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda dan untuk itu orang tua harus dapat menyikapinya dengan cara atau metode mendidik anak yang berbeda pula. Terkadang, sebagian orang tua salah kaprah dalam memberikan pembelajaran bagi anaknya. Mereka beranggapan bahwa semua anak itu sama, padahal karakter dan psikis anak itu berbeda-beda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun